Kegiatan kemasyarakatan tidak dilarang namun perlu pembatasan
Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mempersiapkan sejumlah upaya strategis guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di wilayah setempat.

"Kami tengah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi menyusul adanya tren peningkatan kasus COVID-19," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Rabu.

Dia menjelaskan, berdasarkan data tanggal 2 Februari 2022 diketahui bahwa kasus aktif COVID-19 di Purbalingga sebanyak 36 orang, sembilan di antaranya menjalani perawatan di fasilitas kesehatan yang ada di wilayah setempat dan sisanya melakukan isolasi mandiri.

Jumlah tersebut, kata dia, mengalami peningkatan jika dibandingkan data kasus aktif pada tanggal 29 Januari 2022 yang sebanyak 23 orang.

Baca juga: Bersiap mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga

Baca juga: Dinkes: Vaksinasi anak di Purbalingga capai 90,92 persen


"Hal ini menunjukkan mulai merebaknya kembali kasus positif COVID-19 sehingga kami telah menyelenggarakan rapat koordinasi penanganan COVID-19 yang dihadiri seluruh instansi terkait, Pemerintah Kabupaten Purbalingga bersama TNI dan Polri akan mengambil langkah-langkah antisipasi," katanya.

Pihaknya juga akan memasang lembaran kertas atau stiker yang ditempelkan di rumah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sedang menjalankan isolasi mandiri.

"Kami akan memasang stiker di depan rumahnya dengan tujuan agar pemerintah bisa memantau pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri dan jelas kapan mulai dan berakhirnya masa isolasi tersebut," katanya.

Selain itu pihaknya juga meminta untuk dilakukan evaluasi terhadap kegiatan kemasyarakatan dan pembelajaran tatap muka bagi siswa di sekolah-sekolah.

"Kegiatan kemasyarakatan tidak dilarang namun perlu dilakukan pembatasan dan perlu memperkuat penerapan protokol kesehatan jangan sampai ada pelanggaran," katanya.

Dia juga meminta seluruh sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka untuk memastikan protokol kesehatan sudah benar-benar dijalankan termasuk pengecekan suhu dan kesehatan siswa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

"Kepada seluruh kepala sekolah dan guru untuk lebih memperhatikan lagi para siswanya. Jika ada yang terindikasi batuk pilek segera lapor dan akan ditindaklanjuti untuk memastikan apakah itu positif COVID-19 atau tidak," katanya.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Purbalingga kembali bertambah dua orang

Baca juga: Melindungi kesehatan anak lewat vaksinasi COVID-19


 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022