Mengedukasi masyarakat agar dapat membedakan mana burung endemik
Palu (ANTARA) -
Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Kompas Peduli Hutan (Komiu) Provinsi Sulawesi Tengah menemukan 30 jenis burung berstatus dilindungi dalam penelitian mereka lakukan beberapa tahun terakhir.
 
"Dari 30 jenis spesies dilindungi, di dominasi burung endemik Sulawesi, dan sebagian kecil burung nonendemik," kata Direktur Yayasan Komiu Sulteng Givents yang dihubungi dari Palu, Rabu.
 
Ia memaparkan, inventaris satwa liar di Sulawesi dalam rangka untuk menciptakan data yang nantinya dapat dipergunakan semua pihak dalam berbagai kepentingan positif, tidak terkecuali dunia pendidikan.
 
Sebab, saat ini inventaris jenis burung di Sulteng masih minim, kebanyakan menyadur dari sumber atau hasil penelitian ilmuwan luar negeri, oleh karena itu kehadiran pihaknya juga sebagai upaya membantu pemerintah meningkatkan literasi terhadap satwa liar.

Baca juga: Sudah 109 burung endemik-umum diteliti di hutan Sulawesi Tengah

Baca juga: Mengenal jalur pengamatan burung endemik di Taman Nasional Lore Lindu

 
"Kami juga berupaya lewat riset ini mengedukasi masyarakat agar dapat membedakan mana burung endemik atau jenis di lindungi dan tidak dilindungi, tujuannya untuk mengurangi risiko perburuan liar," papar Givents.
 
Dari hasil inventarisir Yayasan Komiu, pihaknya mencatat kurang lebih 31 spesies burung endemik Sulawesi, dan 81 diantaranya merupakan burung umum dari total 114 jenis berhasil diteliti.
 
Ia mengemukakan dari puluhan spesies endemik, satu diantaranya berstatus kritis dan terancam punah, yakni burung Gagak Banggai atau Corvus Unicolor diakibatkan kerusakan habitat dan maraknya perburuan satwa liar menjadikan spesies itu jarang dijumpai di habitatnya.
 
"Jenis burung kami inventaris masih sebagian kecil. Masih banyak endemik dan jenis burung lainnya belum kami jumpai, sehingga kami gencar melakukan riset. Paling tidak, data-data kami sajikan ini dapat digunakan Pemerintah Daerah mengambil satu kebijakan yang lebih pro terhadap ekologi," ujar Givents.
 
Lebih lanjut di jelaskannya, pihaknya berhasil melakukan pengamatan terhadap dua jenis burung yang juga tergolong spesies endemik Sulawesi, salah satunya yakni burung Pitta Sulawesi atau Erythropitta Celebensis yang mereka temukan di kawasan Pulau Bakalan, Kabupaten Banggai Kepulauan.
 
"Tidak bisa di pungkiri literasi tentang satwa liar, khususnya burung masih rendah. Kalaupun pun memiliki pengetahuan tentang burung, mungkin masih segelintir. Harapannya, Pemda dapat membuat satu kebijakan khusus bagi keberlangsungan satwa liar," demikian Givents.

Baca juga: Harus dijaga kelestariannya, jalak tunggir merah endemik Sulawesi

Baca juga: LSM KOMIU ajak masyarakat Sulawesi Tengah jaga satwa endemik

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022