Jalur Kereta China-Laos sejauh ini telah mengangkut lebih dari satu juta penumpang dan 500.000 ton kargo termasuk 100.000 ton barang-barang lintas perbatasan sejak beroperasi pada Desember 2021.
Jakarta (ANTARA) - Para pelaku bisnis dari Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar kini menggunakan Jalur Kereta China-Laos untuk mengimpor dan mengekspor barang-barang menuju dan dari China dan sekitarnya, demikian menurut seorang pejabat Laos.

Harian lokal Vientiane Times pada Selasa (1/2) mengutip Wakil Presiden Kamar Dagang dan Industri Nasional Laos (Lao National Chamber of Commerce and Industry/LNCCI), Daovone Phachanthavong, yang mengatakan bahwa lebih banyak barang dikirim antara China dan negara-negara anggota ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) melalui jalur kereta tersebut.

"Saya rasa ekonomi Laos akan membaik tahun ini karena Jalur Kereta Laos-China sudah dioperasikan. Bisnis-bisnis di Laos, Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Myanmar semakin banyak melakukan perdagangan dengan China menggunakan jalur kereta ini," katanya.
 
Sebuah peti kemas diangkat di stasiun Jalur Kereta China-Laos di Vientiane, Laos, pada 31 Desember 2021. (Xinhua/Soulinan Vongsanti)Sebuah peti kemas dimuat ke dalam kereta kargo di stasiun Jalur Kereta China-Laos di Vientiane, Laos, pada 31 Desember 2021. (Xinhua/Soulinan Vongsanti)


"Saya dipekerjakan untuk mengangkut barang-barang antara China dan empat negara ASEAN ini. Selain itu, banyak orang di negara-negara ASEAN, khususnya Thailand, ingin bepergian dengan jalur kereta tersebut dan mengunjungi Vang Vieng dan Luang Prabang setelah wabah COVID-19 mereda."

"Saya yakin ketika pandemi mereda dan pembatasan perjalanan dicabut, banyak masyarakat China juga akan mengunjungi Laos dan negara-negara ASEAN lainnya, dan akan menggunakan jalur kereta itu, yang secara langsung bakal menguntungkan hotel, restoran, dan bisnis lain di sektor hospitality," ujar Daovone.

Dibuka untuk layanan pada Desember 2021, Jalur Kereta China-Laos itu membuka kemungkinan untuk memperluas rute ekspor ke Asia Tengah, Timur Tengah, Rusia dan Eropa.
 
Sebuah peti kemas dimuat ke dalam kereta kargo di stasiun Jalur Kereta China-Laos di Vientiane, Laos, pada 31 Desember 2021. (Xinhua/Soulinan Vongsanti)Foto yang diabadikan pada 5 Februari 2021 ini menunjukkan Jembatan Luang Prabang yang merupakan bagian dari Jalur Kereta China-Laos yang melintasi Sungai Mekong di Laos utara. (Xinhua/Pan Longzhu)


"Banyak perusahaan yang mempertimbangkan untuk berinvestasi di Laos karena barang-barang dari negara-negara ASEAN kini dapat dikirim ke Eropa melalui Jalur Kereta Laos-China," tutur Daovone.

"Beras dan kopi dari Laos telah dikirim ke Eropa dengan kereta, yang menghemat lebih banyak waktu dibandingkan dengan transportasi laut."
 
Foto yang diabadikan pada 5 Februari 2021 ini menunjukkan Jembatan Luang Prabang yang merupakan bagian dari Jalur Kereta China-Laos yang melintasi Sungai Mekong di Laos utara. (Xinhua/Pan Longzhu


Jalur Kereta China-Laos sejauh ini telah mengangkut lebih dari satu juta penumpang dan 500.000 ton kargo termasuk 100.000 ton barang-barang lintas perbatasan sejak beroperasi pada Desember 2021.

Jalur ini merupakan proyek docking antara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra yang diusulkan China dan strategi Laos untuk bertransformasi dari negara yang terkurung daratan menjadi sebuah pusat yang terhubung oleh daratan. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022