Jakarta (ANTARA News) - Faktor teknikal mendorong penguatan mata uang rupiah terhadap mata uang dolar AS mengikuti penguatan mata uang regional lainnya.

Nilai tukar rupiah Selasa sore terhadap dolar AS naik tipis empat poin menjadi Rp8.544 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.548.

"Penguatan mata uang regional seperti Peso, Baht dan mata uang lainnya menguat terhadap dolar AS termasuk rupiah, hal itu lebih disebabkan faktor teknikal," kata pengamat pasar uang David Sumual, di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, mata uang dolar AS juga bergerak melemah terhadap mata uang kuat dunia lainya seperti mata uang Euro, Yen, dan Franc.

Selain itu, lanjut dia, kondisi di AS yang masih terjadi perdebatan antara pemerintah dengan kongres soal budget efisiensi dan level utang serta kondisi Eropa yang belum kondusif juga menjadi salah satu faktor yang membayangi pelemahan dolar AS.

"Di Amerika masih tidak menentu dipicu oleh perdebatan antara pemerintah dengan kongres soal budget efisiensi dan level utang. Kondisi di Eropa juga belum kondusif terkait krisis finansialnya," kata dia.

Ia mengatakan, mata uang rupiah dalam jangka panjang masih mempunyai potensi penguatan didorong oleh peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade).

"Jangka panjang rupiah masih cukup menguat, apalagi peringkat `investment grade` diprediksi akan diraih Indonesia minimal diawal 2012," kata dia.

Ia mengatakan, jika dilihat dari imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) berdenominasi rupiah rata-rata mencapai tujuh persen posisi sudah mencerminkan level investment grade.

Sementara, kurs tengah mata uang rupiah Bank Indonesia melemah tipis ke posisi Rp8.558 dibanding sebelumnya di posisi Rp8.555.

(KR-ZMF/B/R010)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011