Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa membantah tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang menyatakan bahwa kemenangan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum di kongres partai itu karena politik uang.

Kemenangan Anas di kongres, kata Saan kepada pers di Gedung DPR/MPR di Jakarta Selasa, karena institusional yang telah terbangun antara Anas dan timnya.

"Jadi tidak terkait dengan money politics. Ketika Yulianis (yang menurut Nazaruddin staf keuangan Anas) mengeluarkan uang perusahaan untuk kongres dan uang itu dibawa ke Bandung, setelah itu dibawa lagi ke Jakarta dalam keadaan utuh bahkan ada sisanya," katanya.

Menurut Saan, sisanya pun kemudian dikembalikan. "Dari situ saja terlihat bahwa semua pengeluaran keuangan ada di Ibu Yulianis. Kalau disebut mengeluarkan uang besar justru surplus dari kongres itu. Jadi itu sudah terklarifikasi dan terbantahkan dengan pernyataan Yulianis," ujar Saan yang juga salah satu anggota tim pemenangan Anas Urbaningrum dalam Kongres Partai Demokrat ke-2 di Bandung, pada Mei 2010.

Ketika awal kasus itu mencuat sekitar April 2011, Nazaruddin saat itu membantah bahwa perusahaan yang digeledah KPK ada hubungan dengannya. "Curhat dan mengklarifikasi bahwa tidak ada kaitannya dengan perusahaan itu. Jadi Nazar tidak ada di dalam situ. Itu yang Nazar klarifikasi. Yang disampaikan oleh Mas Anas kepadanya adalah berdoa, banyak istigfar dan rajin salat," katanya.

Mengenai tudingan Nazar adanya kedekatan Anas dengan KPK sehingga ada deal antara Anas dan dua pimpinan di KPK, Saan mengatakan bahwa hal itu sangat keliru. KPK adalah lembaga yang tidak bisa diintervensi siapa pun apalagi hanya oleh Anas.

"Kalau dikatakan Nazar nggak mau pulang karena KPK tidak mau independen, menurut saya kelirulah. Jadi tidak benar ada kedekatan Anas dengan pimpinan KPK. Setahu saya juga tidak pernah ada pertemuan antara Anas dan pimpinan KPK yang dimaksud oleh Nazaruddin," katanya.

Ditanyakan mengenai pernyataan Nazaruddin ini terkait rencana Rakornas PD, Saan justru menyatakan keyakinannya bahwa hal ini justru akan membuat PD semakin solid.

"Sebenarnya apa yang disampaikan itu tidak ada yang baru. Itu `kan yang disampaikan lewat BBM. Itu `kan sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Apa yang disampaikan bahwa hari ini itu `kan sebenarnya sudah terbantahkan. Kita lihat saja yang bohong yang mana," katanya.

Mengenai pernyataan Nazaruddin bahwa dirinya tidak akan pulang selama KPK "bermain" dengan Anas dan baru akan pulang jika KPK bisa membuktikan sepeser saja ada uang yang mengalir ke rekeningnya, Saan menegaskan bahwa hal itu sudah menjadi wewenang KPK dan PPATK mengenai rekening yang mencurigakan.

"Tentu nanti PPATK dan KPK akan memeriksa semua. Dari segi proses ini `kan sudah berjalan. Muhammad El Idris, Direktur Marketing PT DGI yang membangun wisma atlet yang tertangkap tangan oleh KPK itu `kan sudah didakwa. Dalam dakwaan jaksa itu `kan di bawah sumpah pengadilan soal aliran dana itu. Semua sudah jelas di situ nama-namanya `kan jelas termasuk kemana aliran dananya itu ada. Itu `kan sudah bukti kuat," katanya.

Sedangkan Wasekjen PD Ramadhan Pohan mengatakan, pernyataan Nazar di televisi adalah bagian dari seri kebohongan Nazar karena selama ini kerap berbohong dan tidak konsisten dalam menyatakan pendapatnya.

Pohan juga membantah bahwa pernyataan Nazaruddin ini akan digunakan oleh kubu Andi Malarangeng untuk mengeser Anas. "Gak ada geser-menggeser. Kalo ada kubu tentunya ada pertemuan diantara kami. Sekarang faktanya kami tidak pernah melakukan pertemuan sekalipun. Kami juga tegaskan selama ini tidak pernah menyerang siapapun," katanya.

Pohan mengatakan, tidak ada niat PD untuk menutupi hal itu. PD hanya percaya pada fakta yang ada dan nyatanya Nazaruddin tidak ada satupun menunjukkan fakta kecuali tuduhan tanpa dasar.

"Sebenarnya tidak ada yang baru dengan pernyataan Nazar. Itu hanya pernyataan ulangan dari BBM yang dikirimkannya. Jadi saya tidak kaget," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011