Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Nilai Tukar Petani (NTP) yang pada Januari 2022 tercatat sebesar 108,67 atau naik 0,3 persen dibanding bulan sebelumnya menunjukkan bahwa petani menikmati keuntungan dari hasil produksi mereka.

“Kenaikan NTP menunjukkan bahwa petani bisa menikmati keuntungan dari hasil produksi mereka,” katanya di Jakarta, Kamis.

Airlangga menyebutkan subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi yakni NTP Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,98 persen terutama disebabkan dari peningkatan harga gabah.

Harga gabah petani meningkat sebesar 4,96 persen (mtm) yang mendorong peningkatan harga beras ditingkat penggilingan maupun eceran.

Kemudian diikuti oleh NTP Subsektor Peternakan yang meningkat sebesar 0,43 persen dan berada pada level 100,19 didorong utamanya dari peningkatan harga ayam ras pedaging.

NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) yang tercatat sebesar 131,81 juga terus mengalami peningkatan sejak Juli 2020 dengan pendorong utama masih dari kenaikan harga kelapa sawit.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan NTP pada Januari disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.

Pada Januari 2022 Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,81 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,50 persen.

Beberapa harga komoditas yang mempengaruhi peningkatan indeks yang diterima petani yaitu gabah, kelapa sawit, ayam ras dan kopi.

Baca juga: Kementan sebut kenaikan NTP-NTUP berdampak pada kesejahteraan petani
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Januari 2022 naik 0,30 persen
Baca juga: SPI: kenaikan NTP belum sepenuhnya dinikmati petani

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022