Ngabang, Kalbar (ANTARA News) - Produk tudung saji dari Dusun Raiy Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, sudah dipamerkan dan diperdagangkan ke manca negara.

Hingga saat ini, kata Ketua Kelompok Pengrajin Tudung Saji Ngabang, Djamilah, di Ngabang, Selasa, pemasaran tudung saji ini telah menyebar ke Pontianak, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Jakarta.

"Produk hasil kerajinan tangan khas dari kota intan ini juga pernah dibawa ke negeri Belanda sebagai duta kerajinan tangan perwakilan Indonesia," katanya.

Kebanyakan orang menjadikan produk kerajinan tangan ini sebagai kado atau oleh-oleh untuk keluarga di luar Kabupaten Landak.

Tudung saji untuk hiasan dinding yang paling kecil bisa dijual Rp35 ribu hingga Rp50 ribu per pasangnya," kata Djamilah.

Jika dulu disain tudung saji masih sederhana, sekarang berbagai motif telah dikembangkan unuk mempercantik produk ini, seperti motif lingkaran, bintang dan semprong, sehingga menarik minat para pecinta kerajinan.

"Produk tudung saji ini bisa dijadikan penghias dinding yang tidak kalah indah untuk mempercantik interior ruangan," kata Djamilah.

Ia mengatakan, tudung saji itu terbuat dari daun pandan berduri, resam atau naman (bahasa setempat, red), kulit dalam bambu lemang (layau) dan lainnya. Produk ini sudah menembus di sejumlah event mulai dari tingkal lokal dan internasional.

Para pengrajin ini selain membuat tudung saji juga menghasilkan tempat sirih, tempat sendok dan lainnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Landak, Lukas Kanoh, mengatakan, selama ini produk kerajinan tangan ini menjadi andalan masyarakat kota Ngabang.

"Biasa kalau ada orang luar Kalbar berkunjung di Kabupaten Landak, mereka membeli tudung saji untuk oleh-oleh keluarga karena bentuknya unik untuk penghias dinding rumah," kata Lukas Kanoh.

Ia menambahkan, produk kerajinan tudung saji ini memang sudah ditampilkan pada kegiatan pameran internasinal, namun tidak untuk diperdagangkan.  (ANT271/A027/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011