Jakarta (ANTARA) - Industri jasa alih daya (outsourcing) China membukukan ekspansi yang kuat tahun lalu, dengan nilai kontrak offshore service outsourcing melebihi 1 triliun yuan (1 yuan = Rp2.255) untuk pertama kalinya, seperti ditunjukkan data resmi.

Perusahaan-perusahaan China menandatangani kontrak jasa outsourcing dengan nilai sekitar 2,13 triliun yuan pada 2021, naik 25,4 persen secara tahunan (yoy), menurut Kementerian Perdagangan China.

Nilai kontrak yang dilaksanakan itu mencapai sekitar 1,5 triliun yuan tahun lalu, meningkat sebesar 23,6 persen.

Secara khusus, nilai kontrak offshore service outsourcing naik 16 persen dari satu tahun sebelumnya menjadi 1,13 triliun yuan.

Jasa outsourcing dengan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra mencatatkan pertumbuhan yang stabil, dengan kontrak senilai 226,1 miliar yuan tahun lalu, meningkat 25,7 persen (yoy).

Outsourcing adalah praktik bisnis dengan mempekerjakan pihak dari luar perusahaan untuk memberi layanan dan membuat barang yang biasanya dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut.

Di China, jasa outsourcing lazimnya dibagi menjadi tiga subsektor, yaitu outsourcing teknologi informasi, outsourcing proses bisnis, dan outsourcing proses pengetahuan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022