Seoul (ANTARA) - Beberapa perusahaan raksasa di Korea Selatan telah meminta karyawan mereka untuk melakukan tes mandiri COVID-19 sebelum kembali bekerja pada Kamis setelah menikmati liburan Tahun Baru Imlek.

Tindakan pencegahan penyebaran COVID-19 itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa masa liburan dapat memicu penyebaran varian Omicron yang sangat menular.

Banyak orang di Korea Selatan melakukan perjalanan selama liburan untuk mengunjungi keluarga sehingga kemungkinan jumlah kasus COVID-19 meningkat.

Operator aplikasi obrolan populer Korsel Kakao Corp mengambil tindakan lebih jauh dengan melarang karyawan untuk datang ke kantor selama dua minggu saat kasus infeksi harian di negara itu mencapai rekor tertinggi.

Kakao melarang karyawan datang ke kantor hingga 18 Februari tanpa izin, dan izin diberikan dengan sedikit pengecualian.

Baca juga: Untuk pertama kali, kasus harian COVID-19 di Korsel lampaui 13.000

Meski begitu, para karyawan tersebut diharuskan melakukan tes COVID secara mandiri di rumah dengan alat tes yang telah disiapkan. Mereka hanya boleh ke kantor jika hasil tesnya negatif.

Setelah 18 Februari, Kakao juga akan mengirimkan 10 alat tes mandiri COVID, yang dapat digunakan 20 kali ke rumah masing-masing karyawan sehingga mereka dapat menguji diri mereka sendiri sebelum datang ke kantor, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Kelompok perusahaan energi SK Innovation membagikan alat tes COVID untuk dipakai di rumah kepada karyawan menjelang liburan dan meminta mereka untuk menguji diri sendiri sebelum kembali bekerja.

SK Innovation juga merekomendasikan agar karyawan bekerja dari rumah, kata seorang juru bicara perusahaan itu.

Baca juga: Dibayangi Omicron, Korsel akan gunakan pil antivirus Pfizer

Sementara itu, perusahaan pembuat baterai LG Energy Solution juga membagikan alat tes kepada karyawannya untuk digunakan di rumah sebelum kembali bekerja, menurut seorang juru bicara.

Instansi-instansi pemerintah Korsel, termasuk kementerian kesehatan dan kesejahteraan, mengambil tindakan pencegahan serupa.

Meskipun lebih menular, tingkat kematian akibat varian Omicron adalah 0,15 persen, atau sekitar seperlima dari varian Delta yang menyebabkan tingkat kematian 0,7 persen, kata pejabat kementerian kesehatan Korsel Son Young-rae.

"Jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat pesat karena penyebaran Omicron, tetapi sistem medis tetap dalam situasi stabil," kata Son pada Rabu (2/2).

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) melaporkan 22.907 kasus baru COVID-19 pada Rabu (2/2), naik 58 persen dari 14.518 kasus pada Rabu lalu (26/1).

Sumber: Reuters

Baca juga: Korea Selatan perpanjang larangan berpergian ke 6 negara
Baca juga: Korsel laporkan dua kematian pertama akibat Omicron

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022