akan memastikan ibu dan anak yang baru lahir menerima perawatan yang diperlukan, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat...
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat memberikan bantuan senilai 55 juta dolar Amerika Serikat dalam satu program kesehatan sebagai upaya untuk mengurangi resiko tingkat kematian ibu dan anak yang baru lahir di Indonesia.

"USAID akan bermitra dengan Kementerian Kesehatan Indonesia, rumah sakit, dan pusat kesehatan untuk menyelamatkan kehidupan ibu dan anak mereka," ujar Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Ilmiah, Kelautan dan Lingkungan Internasional, Kerri-Ann Jones, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan program ini merupakan inisiatif lima tahun untuk membantu mencegah dan mengobati komplikasi dalam proses persalinan dan akan berdampak positif terhadap hari-hari pertama kehidupan anak yang baru lahir.

"Upaya ini merupakan komponen utama dari kemitraan AS-Indonesia. Ini akan memastikan ibu dan anak yang baru lahir menerima perawatan yang diperlukan, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat," ujar Jones.

Program ini disebut "Memperluas Kelangsungan Hidup Ibu dan Anak" (EMAS) yang bekerja untuk mempromosikan kemakmuran dan meningkatkan pemahaman antara AS dan Indonesia.

Jones dan rombongan dari negaranya serta perwakilan Kementerian Kesehatan Indonesia melihat langsung pelaksanaan pengobatan tuberkulosis di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Slamet R Yuwono, mengatakan bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembangunan milenium (MDG`s) pada 2015.

"Dengan bantuan ini kami akan memperkuat penanganan ibu hamil terutama dengan memberikan penyuluhan dan pembinaan," ujarnya.

Diperkirakan 10.000 perempuan meninggal akibat komplikasi selama kehamilan dan proses persalinan setiap tahun di Indonesia.

Sebagian besar kematian ini dapat di cegah dengan memberi rujukan yang tepat waktu kepada ibu dan anak dengan komplikasi pada kesehatan masyarakat tingkat pusat, perawatan yang tepat, cepat dan efektif sebelum dan selama rujukan di rumah sakit rujukan yang mereka terima.

Selain itu, dalam program ini juga akan diberikan pendidikan kesehatan terhadap pasien TBC untuk memberikan pemahaman menyeluruh dan diagnosa mengenai ancaman penyakit ini kepada masyarakat.

"Jadi ini adalah suatu hal yang sangat baik, kami membangun sistem dan model dan bekerjasama dengan Kementerian serta pejabat terkait agar program ini dapat tersosialisasi di masyarakat," ujar Yuwono.
(ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011