Pada dolar AS sendiri, kenaikan disebabkan oleh kondisi data NFP dan data pertumbuhan upah AS yang cukup optimis di atas perkiraan sehingga memberikan asumsi kenaikan suku bunga AS yang akan lebih agresif
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan dibuka melemah dipengaruhi data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Rupiah bergerak melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.391 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.380 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin, mengatakan, gerak rupiah pagi ini terlihat terpengaruh oleh gerak dolar AS pada akhir pekan lalu yang kembali menguat setelah dalam beberapa waktu terakhir mengalami tekanan.

"Pada dolar AS sendiri, kenaikan disebabkan oleh kondisi data NFP dan data pertumbuhan upah AS yang cukup optimis di atas perkiraan sehingga memberikan asumsi kenaikan suku bunga AS yang akan lebih agresif," ujar Nikolas.

Baca juga: Dolar AS naik dari terendah, setelah kinerja lapangan kerja naik

Data ketenagakerjaan nonpertanian atau non-farm payroll (NFP) AS terbaru mencapai 467.000 pekerjaan pada Januari 2022, jauh di atas ekspektasi 125.000 pekerjaan.

Sementara itu, lanjut Nikolas, pelaku pasar juga menanti data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV 2021 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini.

"Sejumlah pelaku pasar terlihat mulai memperhatikan rilisnya, karena jika cukup baik maka bisa saja memberikan sedikit resistance untuk penguatan rupiah dalam jangka pendeknya," kata Nikolas.

Nikolas memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.350 per dolar AS hingga Rp14.440 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah akhir pekan ditutup melemah tipis, pasar "wait and see" data AS
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022