Amerika Serikat telah menempatkan prioritas tinggi pada diplomasi dan bantuan untuk kesukuan Sudan Afrika Selatan, yang memisahkan diri dari utara yang didominasi Arab setelah dua dekade perang sipil yang diklaim menewaskan dua juta jiwa.
Washington (ANTARA News/AFP) - Seorang utusan Amerika Serikat Senin menuju Sudan dan Sudan Selatan yang baru merdeka untuk mendesak kedua negara menyelesaikan perselisihan lama dan mengakhiri kekerasan di wilayah titik-nyala perbatasan.

Princeton Lyman, utusan khusus AS untuk Sudan, akan mendesak pemimpin di Khartoum dan Juba untuk memulai kembali perundingan berdasarkan kesepakatan damai tahun 2005, termasuk tentang keamanan perbatasan dan mata uang, kata Departemen Luar Negeri.

Lyman "juga akan mendesak kedua pihak untuk segera mengakhiri konflik dan pengekangan akses kemanusiaan di daerah Kordofan Selatan, Sudan," kata Departemen Luar Negeri dalam satu pernyataan.

Pertempuran berkecamuk di perbatasan negara yang membagi etnis sejak awal Juni.

Pasukan penjaga perdamaian PBB mulai meninggalkan wilayah itu ketika Sudan Selatan merdeka pada tanggal 9 Juli karena mandat mereka di bawah perjanjian 2005 berakhir.

Pemerintah Khartoum menolak imbauan AS dan PBB untuk memungkinkan perpanjangan sementara mandat pasukan penjaga perdamaian, dan mengatakan bahwa Kordofan Selatan sekarang merupakan masalah dalam negeri.

Lyman juga akan mengunjungi Ethiopia untuk menunjukkan dukungan kepada negara itu tentang penyebaran pasukan ke Abyei, daerah lain bermasalah Sudan.

Di Addis Ababa, Lyman juga akan berbicara dengan mantan presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki, yang telah berperan sebagai menengahi masalah Sudan untuk Uni Afrika.

Itu menandai perjalanan kedua Lyman bulan ini ke tiga negara tersebut.

Dalam kunjungannya yang terakhir, ia adalah bagian dari delegasi AS di Juba untuk perayaan kemerdekaan Sudan Selatan.

Amerika Serikat telah menempatkan prioritas tinggi pada diplomasi dan bantuan untuk kesukuan Sudan Afrika Selatan, yang memisahkan diri dari utara yang didominasi Arab setelah dua dekade perang sipil yang diklaim menewaskan dua juta jiwa.

Konflik terpisah meletus pada tahun 2003 di wilayah barat Darfur.

(H-AK.S008)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011