Jika diamati tren dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumsel selalu terkontraksi pada triwulan IV.
Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terkontraksi 1,66 persen pada triwulan IV-2021 jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

Jika diamati tren dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumsel selalu terkontraksi pada triwulan IV, kata Kepala BPS Provinsi Sumsel Zulkipli secara virtual, Senin.

Akan tetapi, pada 2021 ini menjadi yang terendah karena pada 2018 dan 2019 mengalami pertumbuhan minus 3,0 persen, dan 2020 minus 2,78 persen.

Baca juga: Ekonom: Ekonomi triwulan IV 2021 naik signifikan akibat konsumsi

Sebelumnya, pada triwulan III 2021 pertumbuhan ekonomi Sumsel mencapai 2,46 persen, triwulan II 4,34 persen, dan triwulan I terkontraksi 0,01 persen.

Namun, jika dilihat secara year on year (yoy) dengan membandingkan antara triwulan IV tahun 2021 dengan triwulan IV tahun 2020 maka ekonomi Sumsel mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka nasional yang 5,02 persen.

Ini menunjukkan bahwa sudah terjadi perbaikan ekonomi jika dibandingkan tahun 2020, yang mana terjadi kontraksi cukup dalam hingga minus 1,21 persen secara year on year. “Tapi ini masih di bawah capaian 2019 dan 2018,” kata dia.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada 2021 dibandingkan 2020 mencapai 3,58 persen. Performa positif ini tak lepas dari kinerja baik dari beberapa sektor lapangan usaha.

Baca juga: Ekonom prediksi ekonomi RI triwulan I 2022 bisa tumbuh 4,5 - 5 persen

Dari 17 lapangan usaha, sektor pertambangan mencatat pertumbuhan tertinggi 9,47 persen, disusul real estat 8,69 persen, jasa kesehatan 8,51 persen, jasa pendidikan 8,39 persen, perdagangan 8,11 persen.

Kemudian sektor akomodasi, makanan dan minuman 5,75 persen, komunikasi 4,34 persen, industri pengolahan 4,29 persen, pertanian 4,03 persen, jasa lainnya 3,91 persen, listrik dan gas 3,44 persen, jasa perusahaan 2,88 persen, transportasi 2,72 persen dan administrasi pemerintahan 1,58 persen.

Namun ada tiga sektor yang mengalami pertumbuhan negatif yakni konstruksi 1,21 persen, jasa keuangan 1,30 persen dan pengadaan air 9,87 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan IV 2021 ini didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan memberikan kontribusi 2,05 persen, disusul perdagangan besar dan eceran 0,87 persen, industri pengolahan 0,81 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan 0,63 persen, dan lainnya 0,76 persen.

Postur sumber pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan IV ini relatif menyamai triwulan III.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan IV 2021 (yoy) dipengaruhi oleh lima sektor, yakni konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,10 persen, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 4,01 persen.

Kemudian, konsumsi pemerintah 1,60 persen, pembentukan modal tetap bruto yang mengalami pertumbuhan minus 6,60 persen, ekspor luar negeri tumbuh 23,10 persen dan impor luar negeri yang terkontraksi 32,85 persen.

“Sebanyak 94,92 persen pembentukan PDRB Sumsel pada triwulan IV tahun 2021 ini berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB,” kata dia.

Pada triwulan akhir 2021 ini, sumber pertumbuhan PDRB menurut pengeluaran (yoy) berasal dari ekspor luar negeri yang berkontribusi sebesar 4,40 persen, disusul konsumsi rumah tanggal 3,03 persen dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 0,03 persen.
 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022