Nashville (ANTARA News/Reuters) - Anggota Pengawal Negara Amerika Serikat, yang menembak kepala petugas listrik Afghanistan dari jarak dekat tahun lalu, di mahkamah tentara di markas Campbell, Kentucky pada Rabu dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan berencana.

Sersan Derrick Miller akan dihukum dalam waktu dekat, kata juru bicara Bob Jenkins.

Jaksa berpendapat bahwa Miller menembak dan menewaskan Atta Muhammad pada September di Masamute Bala, Afghanistan, dengan pistol Beretta.

Mereka menyatakan Miller mengambil senjata prajurit lain, mengangkangi orang tergeletak di tanah itu dan kemudian menembaknya.

Pengacara Miller, Charles Gittins, yang berpendapat bahwa Miller menembak warga Afghanistan itu untuk membela diri dan menyatakan tidak bersalah, mengatakan kliennya merasa diancam pria tersebut.

Putra korban itu kepada kantor berita Inggris Reuters beberapa bulan lalu mengatakan, kendati tidak di sana pada waktu itu, ia mengetahui bahwa ayahnya diambil dari rumahnya oleh tentara Amerika Serikat dan Afghanistan, dipukuli di kamar mandi sekolah dan kemudian ditembak kepalanya.

Rincian tentang hukuman dan keberadaan Miller sekarang akan dilansir pada Kamis, kata Jenkins.

Miller adalah anggota satuan Pengawal Negara Connecticut, yang ditugaskan di markas Campbell, pangkalan Divisi Airborne 101, yang sedang pulang dari pengerahan ke Afghanistan.

Ia harus tetap bertugas di pos itu untuk menghadapi pengadilan terrsebut.

Ia tidak dibolehkan meninggalkan pos itu, kata Rick Rzepka, petugas hubungan media markas Campbell.

"Peran kami adalah ia ditugaskan diu Markas Campbell, kata Rzepka, "Di bawah alam aturan peradilan tentara, ia dianggap tidak bersalah sampai kesalahannya terbukti tanpa keraguan di pengadilan tentara. Sebelum itu terjadi, ia akan diperlakukan seperti tentara."

Pasukan NATO di Afghanistan pada Senin mengakui bahwa salah satu helikopternya "tanpa sengaja" mencederai lima anak-anak di propinsi selatan, Helmand.

"Pejuang terkenal disasar helikopter sekutu. Hasilnya, sayangnya, lima anak-anak cedera," kata pernyataan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.

Korban itu dibawa ke pusat kesehatan ISAF dan dirawat, katanya, dengan menambahkan bahwa sekutu menyelidiki kejadian pada Sabtu di kabupaten Nahr-i-Saraj tersebut.

Helmand, benteng Taliban, adalah propinsi maut bagi pasukan sekutu dalam memerangi gerilyawan hampir satu dasawarsa.

Korban di kalangan rakyat akibat serangan NATO adalah masalah peka di Afghanistan, tempat hampir satu dasawarsa gerakan tentara memicu kebencian terhadap Presiden Hamid Karzai dukungan Barat dan sekutu NATO-nya.

Kekerasan mencapai angka tertinggi dalam perang itu, dengan lebih dari 1.400 warga Afghanistan tewas dalam kemelut tersebut pada tahun ini, naik 15 Persen dari paruh pertama 2010, kata laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini.

Menurut laporan badan dunia itu, pasukan NATO dan Afghanistan bertanggung jawab atas 14 persen korban di kalangan rakyat.

Pembunuhan atas warga oleh pasukan asing adalah sumber utama gesekan antara Karzai dengan pendukung Barat-nya dan merusak perasaan banyak warga Afghanistan terhadap pasukan asing.

"Saya minta (Presiden Afghanistan Hamid) Karzai mengeluarkan (pasukan) Amerika Serikat dan NATO dari negara kami jika Anda bisa. Jika Karzai tidak mendengarkan permintaan kami, kami akan menyeru jihad melawan Amerika Serikat," kata Haji Mirbaz Khan, kepala desa, dalam salah satu unjuk rasa mengecam pembunuhan atas rakyat dan kehadiran tentara asing di Afghanistan.(*)

(B002/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011