Tanjungpinang (ANTARA News) - Kapal tugboat "Marina 26" dan tongkang Marine Power 3301 berbendera Indonesia yang dibajak perompak di perairan Pulau Tioman, Malaysia, pada 22 Maret lalu ditemukan di Bintulu, Negara Bagian Serawak, Malaysia.

Pemilik kapal PT Bahtera Bestari Shipping, Hengky Suryawan di Tanjungpinang Kamis mengatakan, kapal ditemukan oleh pihak agen swasta Pinkerton Colsulting Perwakilan Indonesia pada Minggu (24/7).

"Kapal tugboat dan tongkang sudah berganti warna dan nama pada saat ditemukan lego jangkar di sebuah sungai yang tidak jauh dari galangan kapal," kata Hengky.

Warna tugboat dan tongkang menurut dia sudah berganti menjadi biru dari warna awal merah, serta nama tugboat dari Marina 26 berganti nama menjadi Prime No 1 dan tongkang Marine Power 3301 berganti nama jadi Prime No 2.

"Saat ini tidak ada orang yang mengaku sebagai pemilik kapal itu, namun pada saat penangkapan diamankan sembilan orang kru kapal berkebangsaan Malaysia dan Indonesia," ujarnya.

Ditambahkannya, bendera kapal juga sudah berganti dari bendera Indonesia menjadi berbendera La Paz, Bolivia, namun surat-surat kapal tidak ditemukan.

"Sejak dirampas perompak empat bulan yang lalu sepertinya kapal itu belum pernah beroperasi dan masih dalam proses pergantian nama, karena masih nampak samar nama kapal sebelumnya," kata Hengky.

Bagian-bagian kapal menurut dia tidak ada yang berubah selain nama kapal, warna dan juga nomor seri mesin yang diubah.

"Sindikat perompak sepertinya sudah terorganisir baik, kami menduga mafianya berasal dari Malaysia, Singapura dan Indonesia," katanya.

Tugboat dan tongkang itu menurut dia masih di Bintulu, Serawak, Malaysia dan telah diamankan oleh pihak keamanan setempat bekerja sama dengan pihak keamanan Indonesia.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berhasil menemukan kapal itu," ujarnya.

Tugboat Marina 26 dan tongkang Marine Power 3301 dibajak dan dirampas di perairan Tioman, Malaysia, di Laut China Selatan yang berbatasan dengan Laut Natuna, saat berlayar dari Singapura menuju Kohkong, Kamboja pada 22 Maret 2011 untuk mennjemput pasir darat.

Perampasan terjadi pada Selasa (22/3) pukul 22.00 WIB dan baru diketahui pada Sabtu (26/3), setelah sepuluh orang awak kapal diselamatkan oleh nelayan Natuna pada pukul 11.00 WIB saat mereka terombang-ambing di tengah laut di titik koordinat 05.17.690 N 108.19.668 E.

"Awak kapal terombang-ambing di laut lepas selama 39 jam di dalam sekoci penyelamat (liferaft) setelah dibebaskan perompak pada Kamis, 24 Maret 2011," kata Hengky.

Awak kapal sempat disekap selama dua hari dengan tangan terikat sebelum dilepas oleh perompak yang diperkirakan lebih dari sepuluh orang.

Kru kapal tugboat 2x1200 HP Nomor 2486/Ppm dan tongkang 330x90x20 Fit tersebut diberi makan dengan cara disuap oleh perompak sebelum dilepas dengan dibekali mie instan dan air minum serta uang Rp750 ribu.

(ANT-029/H-KWR)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011