Seoul (ANTARA News/Reuters) - Setidaknya 53 orang tewas atau hilang setelah hujan paling lebat dalam satu abad melanda ibu kota Korea Selatan, Seoul dan daerah-daerah sekitarnya, kata para pejabat, Kamis, dengan kerugian mencapai ratusan juta dolar.

Hujan kebali melanda daerah pegunungan, Kamis membuat pihak berwenang mengerahkan militer untuk membantu operasi-operasi penyelamatan dan pembersihan.

"Kami meminta Kementerian Pertahanan dan polisi membantu karena hujan lebat dan banjir perlu ditangani melaui sistem kerja sama nasional," kata juru bicara badan urusan darurat.

Lebih dari setengah meter curah hujan melanda daerah Seoil sejak Selasa malam, kata biro cuaca, merupakan curah hujan tertinggi pada Juli.

Tanah longsor dilaporkan melanda ibu kota itu dan menimbulkan banjir di daerah yang rendah dan merendam ribuan mobil.

Kantor berita Yonhap mengatakan satu operasi penyelamatan sedang dilakukan di satu kompleks biara Buddha setelah tanah longsor menyebabkan empat orang terperangkap.

Beberapa jembatan di Sungai Han, yang mengalir melalui pusat kota itu, ditutup. Pelayanan kereta api juga terganggu.

Pihak berwenang, Kamis mengatakan lebih dari 4.500 orang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka dan banyak rumah tanpa aliran listrik.

Dalam kecelakaan paling buruk, tanah longsor menghantam tiga hotel kecil di daerah wisata gunung Chuncheon, sekitar 100km timur Seoul, menewaskan 13 orang, Rabu.

Badan urusan darurat menyebut jumlah yang tewas 41 orang, dengan 12 lainnya hilang.

Aliran listrik di Seoul kembali putus, Kamis termasuk di satu distrik bisnis, tetapi pelayanan keuangan, industri dan perdagangan tidak terpengaruh.

Harga saham para penjamin asuransi tetap stabil setelah jatuh enam persen, Rabu.

Badan Pengawasan Keuangan, regulator keuangan negara itu, memperkirakan dana bagi kerusakan mobil saja mencapai sekitar 25 juta dolar AS.(*)

(Uu.H-RN/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011