Surabaya (ANTARA News) - Analis politik Internasional yang juga mantan Ketua Komisi I Kerjasama Antar-parlemen Dunia yang membidangi perlucutan senjata nuklir, Ir. Zamharir MSc menilai Indonesia perlu hati-hati dalam menyikapi masalah nuklir Iran. "Kita perlu hati-hati dalam menyikapi masalah tersebut sebab kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya sangat kental sekali,"tegasnya kepada ANTARA di Surabaya, Minggu. Dia menilai sebenarnya program pengembangan energi nuklir cukup baik jika dimanfaatkan bagi kepentingan damai dan kesejahteraan masyarakat, bukan untuk perang. Indonesia pun bisa melakukannya misalnya untuk energi listrik. "Kita juga sudah memanfaatkan uranium di Serpong," tegasnya dan menambahkan bahwa potensi uranium di Indonesia cukup besar, sehingga merupakan kekayaan alam yang perlu dimanfaatkan maksimal bagi kesejahteraan masyarakat secara luas. Sebenarnya, kata dia, apa yang dilakukan pemerintah Iran merupakan pengembangan dari program energi nuklir yang telah disetujui oleh Amerika Serikat pada 1960, saat Iran di bawah kepemimpinan Reza Pahlevi saat hubungan kedua negara sedang baik. Dia sependapat dengan pemerintah Iran yang mendesak negara-negara Barat tidak membawa perselisihan nuklir Irak ke Dewan Keamanan PBB dalam waktu dekat ini. Zamharir berpendapat kepentingan politik Amerika Serikat dan sekutunya di Iran sangat besar terkait dengan cadangan minyak Iran. "Saya khawatir masalah Iran bisa menjadi Irak kedua oleh Amerika Serikat," tegas dia. (*)

Copyright © ANTARA 2006