Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan memberikan subsidi benih padi dan jagung kepada petani untuk meningkatkan penggunaan benih bermutu di kalangan petani sehingga mampu menaikkan produksi pangan nasional. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Kabupaten Subang Jawa Barat, Minggu mengatakan, pada saat ini penggunaan benih padi bermutu atau bersertifikat baru mencapai 39 persen dari kebutuhan potensial nasional. "Rendahnya pemakaian benih unggul bermutu tersebut menyebabkan produktivitas padi saat ini rata-rata baru sekitar 4,5 ton/ha," katanya pada acara panen perdana sinergi ketahanan pangan BUMN pola e-Farm Indonesia di Sukamandi, Subang. Pada acara tersebut hadir juga Menteri Negara BUMN Sugiharto, Meneg Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Suryadharma Ali, Kabulog Wijanarko Puspoyo, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, serta stake holder di bidang pertanian padi. "Benih padi dan jagung akan diberikan subsidi sehingga petani nantinya dapat memperoleh benih bermutu dengan harga terjangkau," katanya. Untuk menjamin penyaluran benih bermutu yang bersubsidi sampai ke tangan petani, menteri meminta kepada produsen benih memberikan label terhadap benih bersubsidi tersebut. Saat ini secara nasional petani yang menggunakan varietas produksi tinggi mencapai 7,2 juta ha dimana 50 persen memakai benih bermutu dan sisanya benih turunannya. Selain itu petani yang menggunakan varietas unggul lama dengan produksi sedang, yakni sekitar 3 ton/ha berkisar 2 juta ha, dan petani yang memakai varietas lokal, daerah lahan kering atau gogo sebanyak 2,5 juta ha dengan varietas produksi rendah atau di bawah 2,5 ton/ha. Sementara itu Direktur PT Sang Hyang Seri, Edy Budiono menyatakan, pada 2006 produsen benih milik negara tersebut baru mampu menyediakan benih padi unggul bermutu sebanyak 65 ribu ton yang senilai Rp9,8 triliun atau 20 persen dari kebutuhan nasional. Pemerintah, tambahnya, telah meminta pihaknya untuk meningkatkan produksi benih unggul bermutu tersebut sehingga mampu memenuhi paling tidak sebesar 90 persen dari kebutuhan nasional sebanyak 330 ribu ton.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006