Tarakan (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang optimis pertumbuhan ekonomi Kaltara tahun 2022 meningkat dibanding tahun 2021 sebesar 3,98 persen yang didorong antara lain pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI).

“KIPI bakal memiliki multiplier effect yang besar bagi pertumbuhan ekonomi Kaltara. Tentu saja membutuhkan kerja sama bagi semua pihak, agar pembangunan kawasan industri ini bisa berjalan lancar,” kata Zainal dalam keterangan tertulis diterima di Tarakan, Kamis.

Diungkapkannya bahwa peran Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) atau Kawasan Industrial Park Indonesia yang dibangun di Bulungan diprediksi bakal berdampak.

Tren positif pertumbuhan ekonomi di Kaltara yang terjadi sepanjang tahun 2021 menunjukkan peningkatan sebesar 3,98 persen (c-to-c) jika dibandingkan dengan capaian tahun 2020.

Secara regional pertumbuhan ekonomi provinsi termuda ini berada di peringkat kedua tertinggi setelah Provinsi Kalimantan Barat.

“Alhamdulillah meski dalam kondisi pandemi saat ini, pertumbuhan ekonomi kita masih bisa tumbuh positif dan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu," kata Zainal.

Ekonomi di Kalimantan tahun 2021 tumbuh 3,18 persen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Kalbar sebesar 4,78 persen. Sementara Kaltara menduduki posisi kedua yang tercatat tumbuh 3,98 persen.

Gubernur mengatakan bahwa tumbuhnya perekonomian Kaltara pada tahun 2021, tidak terlepas dari sejumlah faktor pendukung. Misalnya, peningkatan produksi kayu bulat yang tumbuh sebesar 15,38 persen.

"Kemudian produksi kayu sebagai bahan baku industri yang tumbuh mencapai 3,42 persen," kata Zainal.

Serta peningkatan jumlah masyarakat pesisir yang menggeluti bidang budidaya rumput laut dan tingginya permintaan pada triwulan IV, selanjutnya mendorong kategori perikanan untuk tumbuh hingga 7,29 persen.

Pendukung lainnya, secara year on year (y-o-y) ada pada lapangan usaha pertambangan yang tumbuh sebesar 14,96 persen.

Rinciannya, kategori pertambangan minyak dan gas bumi tumbuh 4,59 persen karena didorong peningkatan permintaan kilang minyak di Kalimantan Timur. Ini berimbas terhadap Kaltara. Sedangkan lapangan usaha industri pengolahan juga tumbuh sebesar 3,57 persen.

“Kategori ini didukung oleh peningkatan industri kimia yang cukup tinggi seperti farmasi dan obat tradisional yang mencapai 8,23 persen, disusul pertumbuhan industri furnitur sebesar 5,67 persen, serta industri makanan dan minuman 4,69 persen,” kata Gubernur.
Baca juga: Presiden: KI hijau Kaltara gerbang RI jadi negara industri besar
Baca juga: Rencana anggaran Kaltara 2021 fokus pemulihan ekonomi

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022