Selanjutnya jika memang mau membangun pabrik harus dikaji apakah lahannya ada atau tidak untuk ketersediaan bahan bakunya dan bagaimana dengan pabrik yang sudah ada di wilayah yang sama sehingga tidak terjadi persaingan tidak sehat dan mematikan peru
Jambi (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jambi diminta membuat kajian yang mendalam dan menyeluruh terkait tawaran penanaman modal atau investasi yang ditawarkan pihak investor Thailand dalam membangun pabrik karet di Kabupaten Bungo.

Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jambi, AR Syahbandar di Jambi Selasa mengatakan, hal itu dilakukan agar ke depannya tidak terjadi dampak buruk atau persoalan baru yang ujung-ujungnya merugikan rakyat.

Jika ada investor yang datang ke Jambi jangan langsung menerima teapi harus dikaji dulu perusahaannya apakah memang benar-benar bonafid atau tidak dan terus bagaimana untung dan ruginya.

Itu semuanya perlu kajian secara mendalam dan kalau perlu dilakukan pengecekan silang terhadap investasi yang telah dilakukan calon investor itu ke wilayah lain apakah benar-benar serius berinvestasi, kata Syahbandar.

Sedangkan soal rencana investor dari Negara Thailand yang ingin membangun pabrik pengolahan karet di Provinsi Jambi dan telah dilakukan kunjungan kerja Dubes Thailand untuk RI ke Jambi, Syahbandar mengaku tetap harus melalui kajian mendalam dan ini juga berlaku bagi semua investor yang ingin menanamkan modal di Jambi.

"Selanjutnya jika memang mau membangun pabrik harus dikaji apakah lahannya ada atau tidak untuk ketersediaan bahan bakunya dan bagaimana dengan pabrik yang sudah ada di wilayah yang sama sehingga tidak terjadi persaingan tidak sehat dan mematikan perusahaan yang ada saat ini," tegas Syahbandar.

Semua itu dilakukan dalam rangka agar iklim investasi di Provinsi Jambi bisa lebih baik dan terjadi persaingan yang sehat dan jangan sampai nantinya mematikan pabrik yang ada dan menimbulkan permasalahan yang baru dan jangan lagi nanti yang menjadi korbannya rakyat.

Ia menambahkan, untuk usulan atau ekpos rencana investasi yang masuk ditampung lebih dulu namun tetap dikaji secara mendalam untuk jangka pendek dan jangka panjang apakah memang menguntungkan atau tidak dan berdampak negatif atau positif.

Sementara itu anggota Komisi I lainnya Iskandar Budiman juga menyatakan, jika Provinsi Jambi saat ini memang masih membutuhkan banyak investor guna memacu pertumbuhan ekonomi dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Dengan kedatangan Dubes Thailand, dirinya melihat ini ada keseriusan yang besar dan terutama dalam rangka meyakinkan Pemprov Jambi karena selama ini jarang ada investor yang melibatkan Negara asalnya.

"Hanya saja memang prosedur perizinan dan prosesnya tetap harus sesuai aturan perundang-undangan yang ada dan tidak lantas karena ada kunjungan Dubes, tetapi aturan hukum kita ditabrak," tegas Iskandar yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.

Duta Besar Thailand untuk Negara Republik Indonesia, Thanatip sebelumnya menyatakan bahwa kedatangannya ke Provinsi Jambi untuk menanamkan modal dan berbagi pengetahuan serta untuk mensejahterahkan masyarakat di Provinsi Jambi.

Perusahaan yang akan investasi di Provinsi Jambi ini adalah Sri Tang Agro Industry Public Company Limited, yang telah mendapatkan ijin dari BKPN pusat sesuai prosedur resmi dan saat ini sudah berjalan 45 persen serta tinggal siap pelaksanaan di lapangan.

Sedangkan dalam pemaparan perusahaan tersebut, yang akan berdiri di Jambi dengan nama PT Star Rubber memiliki tiga perusahaan di Indonesia yang menghasilkan Block Rubber Factory SIR 20 dan SIR 10 yaitu Palembang, Pontianak dan Kabupaten Bungo.

Perusahaan Thailand itu di Kabupaten Bungo ini akan memiliki luas lahan 37 ha dengan 310 orang pekerja dan akan meluaskan perusahaannya sampai ke Nias, Aceh dan Kepulauan Riau.

(N009)(S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011