Buku berjudul "Island of Bali" memperkenalkan seni budaya dan pesona Bali kepada masyarakat internasional, yang mempunyai andil besar terhadap perkembangan pariwisata Pulau Dewata hingga sekarang.
Denpasar (ANTARA News) - Keanekaragaman seni budaya serta kehidupan ritual yang kokoh dalam kehidupan masyarakat Pulau Dewata memberikan inspirasi bagi seniman, termasuk orang asing untuk menghasilkan karya seni yang bermutu, baik dalam bidang tabuh, tari, seni sastra maupun karya lukisan.

Seniman mancanegara sebenarnya sejak lama telah mengenal dan menetap di Bali seperti Andrien Jean Le Mayeur, seniman asal Belgia yang akhirnya mempersunting seorang wanita Bali.

Demikian pula Walter Spies (alm) warga negara Jerman, Antonio Belanco (alm), asal Spanyol, Arie Smith, warga negara Belanda dan banyak lagi sederetan nama seniman asing yang pernah menetap di Bali, khususnya diperkampungan seniman Ubud untuk menghasilkan karya-karya seni yang bermutu.

Seniman yang tidak kalah penting adalah Miguel Covarrubias, seorang penulis, pelukis dan antropolog kelahiran Meksiko pada tahun 1930 atau 81 tahun yang silam sempat menetap di Bali dan menulis buku berjudul "Island of Bali".

Walter Spies dan Miguel Covarrubias, dua warga negara asing yang "melarikan diri" dari Eropa pada perang dunia pertama bertemu di Bali yang akhirnya menemukan ketenangan dan kedamaian. Mereka lewat keahliannya masing-masing memperkenalkan pesona seni budaya dan tari Bali kepada dunia barat, tutur Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Kadek Suartaya, SS Kar, M.Si.

Walter Spies, warga negara Jerman misalnya merintis pertunjukkan bersama dengan masyarakat Ubud yakni I Wayan Limbak yang melahirkan tari kecak kini menjadi "maskot" tari Bali yang sangat monumental dan tersohor ke penjuru dunia.

Aktivitas lainnya mengajar masyarakat untuk belajar melukis, memahat, mematung dan mengukir, hingga melahirkan seniman-seniman andal yang keahliannya itu dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Sementara Miguel Covarrubias lewat tulisannya dalam buku berjudul "Island of Bali" memperkenalkan seni budaya dan pesona Bali kepada masyarakat internasional, yang mempunyai andil besar terhadap perkembangan pariwisata Pulau Dewata hingga sekarang.

Miguel Covarrubias melakukan kajian yang mendalam dan mengungkapkan hampir dalam setiap upacara agama umat Hindu di Bali disertai persembahan seni.

Bahkan pasang surut dan hidup mati kesenian Bali sangat dipengaruhi implementasi kegiatan ritual keagamaan, karena beragam jenis kesenian mulai dari seni sastra, teater, musik, tari hingga seni rupa menggeliat di tengah atmosfir religiusitas seperti itu..

Oleh sebab itu kesenian Bali menurut Suartaya yang juga seniman andal dan sering memperkuat tim kesenian Bali mengadakan lawatan ke mancanegara itu, merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Pulau Dewata yang sudah diwarisi sejak zaman lampau.

Hampir semua jenis kesenian Bali mengandung tendensi untuk menunjang dan mengabdikan kehidupan agama Hindu yang tetap diwarisi dan dilaksanakan dalam kehidupan sekarang, meskipun di tengah pengaruh impitan budaya global.

Dengan demikian di tengah kehidupan masyarakat Bali pada umumnya, hasrat berkesenian tetap tumbuh dan berkembang sejak masa anak-anak yang secara tidak langsung mendidik karakter bangsa, yang sesuai kepribadian Indonesia.

Oleh sebab itu, berkesenian dalam konteks ritual keagamaan dan berkesenian dalam presentasi estetik festival, parade atau lomba perlu terus dilakukan secara berkesinambungan, karena semuanya itu memiliki andil dalam membentuk karakter manusia Bali.

Karakter itu menyangkut watak, tabiat, akhlak, dan kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak, tutur Kadek Suartaya.


Dikenal Internasional

Seniman asing yang mengembangkan kreativitas seni di Bali, baik dalam seni tari, tabuh, patung dan kanvas itu, selain memperkenalkan Bali ke dunia barat, sekaligus mampu mengantarkan dirinya mendunia, berkat kegigihan dan kepiawaian memanfaatkan roh Bali dalam menghasilkan karya-karya seni.

Gubernur Bali Mande Mangku Pastika pernah mengungkapkan, sederetan nama-nama seniman asing yang pernah bermukim di Bali, dengan karya-karyanya yang terbingkai dalam seni budaya Bali mencuat kepermukaan yang telah dikenal dunia internasional hingga sekarang.

Karya seni hasil sentuhan sederetan seniman asing yang pernah bermukim di Bali menggambarkan bagaimana unik dan kokohnya seni budaya yang diwarisi masyarakat Pulau Dewata hingga sekarang.

Walter Spies lewat karya kanvas maupun garapan tari mampu memperkenalkan Bali kepada dunia barat tahun 1930 an, hingga akhirnya Bali dikenal mancanegara. Upaya itu juga dilakukan dengan mengajak seniman tabuh dan tari Bali mengadakan lawatan ke berbagai negara ke Eropa.

Demikian pula seniman lukis dan patung setempat dibina sedemikian rupa dengan tetap berpijak pada akar seni budaya Bali. Berkat keberhasilan Walter Spies membangun "jembatan" yang menghubungkan Bali dengan dunia barat, menjadikan para imluwan dan peneliti dunia tertarik untuk datang ke Bali.

Kedatangan ilmuwan barat itu, setelah kembali ke negaranya masing-masing hampir semuanya menulis tentang Bali dari berbagai sudut pandang yang umumnya pada bidang seni budaya serta keindahan panorama alam Pulau Dewata.

Kondisi demikian itu tidak mengherankan, jika Bali sekarang berkembang pesat dalam bidang pariwisata, bahkan sebagian besar masyarakat setempat menggantungkan tumpu harapan pada sektor pariwisata, tanpa mengenyampingkan aspek pembangunan lainnya.

Bali selama semesteri I-2001 menerima kunjungan 1,30 juta wisatawan mancanegara, meningkat 10,56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 1,18 juta orang dari target sebanyak 2,6 juta hingga 2,8 juta dalam tahun 2011.

Target yang dipasang itu lebih tinggi dari realisasi kunjungan wisman ke Bali tahun 2010 sebanyak 2,57 juta orang. Semakin banyak wisman berliburan ke Bali memberikan banyak peluang dan kesempatan bagi masyarakat setempat, terutama mengembangkan industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Oleh I Ketut Sutika
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011