"Tren busana batik, membuat transaksi batik di dalam negeri terus meningkat, yang ditandai oleh naiknya nilai produksi salah satu warisan budaya itu"
Jakarta, (ANTARA News) - Nilai produksi batik mengalami pertumbuhan sebesar 13 persen mencapai Rp732,67 miliar pada 2010 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp648,94 miliar.

"Tren busana batik, membuat transaksi batik di dalam negeri terus meningkat, yang ditandai oleh naiknya nilai produksi salah satu warisan budaya itu," kata Menperin MS Hidayat pada pembukaan Pameran Batik Warisan Budaya IV, di Plasa Kementerian Perindustrian, Selasa.

Nilai produksi batik yang pada tahun lalu menembus angka Rp732,67 miliar tersebut, diyakininya, akan terus meningkat seiring makin banyaknya masyarakat Indonesia menggunakan busana batik dalam keseharian mereka.

"Masyarakat termasuk anak-anak muda dan remaja telah mulai menyukai batik. Kebijakan pemerintah menggunakan batik sebagai seragam resmi di kantor pemerintah maupun swasta, telah membuat peluang pasar batik terus berkembang," katanya.

Pada 2010 industri kerajinan batik telah menyerap 70.395 orang pekerja. Hidayat yakin angka itu juga akan naik, sehingga kerajinan batik bisa menggerakakan ekonomi rakyat.

Pemerintah, lanjut Hidayat, telah berupaya melestarikan produk batik untuk memberi jaminan mutu, kepercayaan konsumen, dan perlindungan hukum, serta identitas terhadap batik melalui logo (batikmark) "batik Indonesia, yang telah didaftarkan hak ciptanya ke Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM.

Terkait dengan pelestarian batik tersebut, pada 28 September sampai 2 Oktober 2011, Kementerian Perindustrian bersama kementerian terkait dan Yayasan Batik Indonesia akan menyelenggarakan "World Batik Summit," dengan tema " Indonesia: Global Home of Batik," di Balai Sidang, Jakarta.

Sementara itu, Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, mengatakan Pameran Batik Warisan Budaya IV yang berlangsung 2-5 Agustus itu menampilkan karya terbaik 48 perajin dan pengusaha batik dari berbagai daerah seperti Jakarta, Tangerang, Pekalongan, Surakarta, Bantul, Cirebon, Madura, Sragen, Garut, dan Tasikmalaya.

"Ide kreatif dari beberapa desainer batik menghasilkan batik dengan motif awan panas merapi atau wedhus gembel, yang hasilnya dilelang untuk keperluan kemanusiaan korban merapi," katanya.

(R016)





Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011