Jakarta (ANTARA News) - Kesepakatan batas utang Amerika Serikat (AS) telah mengurangi kekhawatiran para pelaku pasar, sehingga mereka melepas rupiah dan membeli dolar AS, akibatnya mata uang lokal terkoreksi tipis.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun lima poin menjadi Rp8.460 per dolar AS dari sebelumnya Rp8.455.

Direktur Retail PT ANZ Bank, Anthony Soewandy, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa koreksi terhadap rupiah relatif kecil hal ini menandakan bahwa peluang rupiah untuk kembali naik masih besar.

Mata uang lokal itu berpeluang untuk dapat mencapai angka Rp8.400 per dolar AS, karena itu peluang rupiah untuk kembali naik masih ada. Arus modal asing yang masuk makin besar, dan pelaku pasar tidak hanya bermain di pasar uang maupun pasar saham, namun juga ke sektor riil.

"Kami optimis rupiah akan dapat mencapai level tersebut asalkan Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi untuk kenaikan rupiah lebih lanjut," ucapnya.

Namun, ia menilai, posisi rupiah di level Rp8.400 per dolar itu diprediksi akan menimbulkan kesulitan bagi para eksportir karena harga jual produksinya kurang kompetitif.

"Kami optimis rupiah akan dapat mencapai level tersebut asalkan Bank Indonesia (BI) tidak melakukan intervensi untuk kenaikan rupiah lebih lanjut," ucapnya.

Indonesia masih merupakan pasar menarik yang memberikan imbal hasil yang tinggi, yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun yang terus meningkat.

Oleh karena itu, investor asing lebih suka menempatkan dananya di pasar domestik ketimbang pasar AS maupun Eropa yang masih tak menentu.

Menurut dia, ekonomi Indonesia diperkirakan akan dapat tumbuh lebih besar mendekati angka tujuh persen, karena itu minat investasi asing di pasar domestik makin tinggi.

Akibatnya, rupiah dengan dukungan yang kuat akan dapat mendekati level Rp8.400 per dolar AS, ujarnya menambahkan.
(T.H-CS/S004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011