Jakarta (ANTARA News)- Indeks Harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Selasa siang, turun karena aksi lepas saham, namun penurunan itu agak tertahan akibat pembelian saham Telkom oleh pelaku pasar.

Indeks BEI melemah 13,200 poin atau 0,31 persen menjadi 4.180,214 dan indeks LQ-45 berkurang 1,913 poin atau 0,26 persen menjadi 740,589.

Analis PT Millenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi, di Jakarta, Selasa, mengatakan pelaku pasar cenderung melakukan konsolidasi setelah harga saham-saham itu mengalami kenaikan.

Aksi lepas saham oleh pelaku pasar memang menekan indeks BEI yang diperkirakan merosot tajam, namun sebagian pelaku lain justru membeli saham industri telekomunikasi, sehingga indeks terkoreksi tidak terlalu tajam, katanya.

Saham yang menekan indeks antara lain saham Bank Mandiri turun Rp100 menjadi Rp7.950 dengan transaksi jual sebanyak 7,11 juta unit senilai Rp56,93 miliar dan saham Gajah Tunggal merosot Rp75 menjadi Rp3.650 dan terjual 5,08 juta saham dengan nilai Rp15,69 miliar.

Selain itu saham yang mengalami koreksi cukup besar seperti Astra Internasional merosot Rp900 menjadi Rp70.750, saham Indo Tambang Mega melemah Rp450 menjadi Rp15.950, saham Astra Agro Lestari berkurang Rp250 menjadi Rp23.250.

Sedangkan saham Telkom naik Rp100 menjadi Rp7.600 dengan volume transksi mencapai 20,28 juta unit senilai Rp153,27 miliar, dan saham Indyka naik Rp50 menjadi Rp3.700 dengan transaksi 8,74 juta senilai Rp32,08 miliar.

Menurut Ahmad Riyadi, pasar yang melemah cenderung akan kembali membaik dalam waktu tidak lama, karena pelaku asing mengalihkan pembelian ke saham Telkom dan Indyka.

Pelaku optimis pasar Indonesia masih memberikan nilai tambah yang masih cukup baik, katanya.

Ia mengatakan, kesepakatan pagu utang AS antara pemerintah dan Kongres memberikan keyakinan pelaku asing untuk kembali membeli dolar dengan melepas saham.

Akibatnya indeks agak terkoreksi meski tidak terlalu besar karena tertahan oleh aksi beli terhadap saham lainya, ucapnya.

Sementara itu, PT Bali Securities, Ketut Tri Bayuna, mengatakan peluang indeks untuk bisa mencapai level 4.200 masih besar.

Apabila faktor positif kembali muncul maka indeks akan dapat mencapai level titik baru 4.200 poin, ujarnya. (H-CS)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011