New York (ANTARA News) - Kesepakatan untuk meningkatkan pagu utang Amerika Serikat mengakhiri kekhawatiran "default" (gagal bayar) utang negara pada Selasa, tetapi tidak melakukan apa pun untuk membantu harga minyak yang jatuh karena lebih banyak data suram tentang ekonomi AS.

Harga standar dari West Texas Intermediate atau minyak mentah light sweet untuk pengiriman September di New York Mercantile Exchange turun 1,10 dolar AS dari Senin menjadi 93,79 dolar AS per barel, lapor AFP.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September menyusut 35 sen menjadi 116,46 dolar AS.

Sementara kesepakatan politik Washington pada menit terakhir atas rencana untuk mengurangi defisit AS dengan meningkatkan pagu pinjaman menghapus banyak ketidakpastian dari pasar, pedagang fokus pada data yang menunjukkan belanja konsumen AS jatuh pada Juni untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun.

Itu konfirmasi lagi bahwa perekonomian tercekik pada akhir

kuartal kedua.

Angka belanja konsumen Juni, di atas data sektor manufaktur yang buruk pada Senin, "benar-benar mendorong pasar turun. Kami melihat pelarian riil dari risiko," kata Matt Smith dari Summit Energy.

"Ini bukan karena kita akan punya berita lebih baik," tambahnya.

Analis Commerzbank, Carsten Fritsch mengatakan "ancaman kebangkrutan AS tampaknya telah dihindari, tetapi kekhawatiran sekarang adalah ekonomi negara."

Kesepakatan utang, yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama, mengakhiri pertengkaran berbulan-bulan yang mengancam membuat pemerintah kehilangan kemampuan membayar utangnya.

Namun kesepakatan juga membutuhkan pemotongan belanja pemerintah 2,4 triliun dolar AS selama 10 tahun, mengurangi beberapa pendorong bahwa pemerintah menambah lemah ekonomi.

"Pasar bisa bergerak dari miopia kesepakatan utang," kata Lawrence Eagles dari unit riset komoditas JPMorgan Chase.

"Pengambilan sebenarnya di sini adalah apakah kesepakatan ini cukup untuk menghapus kekhawatiran mendatang tentang defisit anggaran dan apakah itu sudah cukup untuk mendorong industri untuk menghabiskan beberapa cadangan tunainya yang meningkat," lanjutnya.

"Dalam kedua kasus jawabannya tampaknya tidak ada." (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011