Jakarta (ANTARA News) - Krisdayanti, sang Diva musik pop dapat saja berbangga hati telah memuaskan penggemarnya melalui konser tiga diva bersama-sama dengan Ruth Sahanaya dan Titi Dwi Jayanti, tapi kalau urusan siapa yang paling top di Jakarta versi Jak TV, istri musisi Anang itu harus "bertekuk lutut" pada Bang Yos, sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sutiyoso dari manajemen Jak TV memperoleh penghargaan "Jakarta punya tokoh" 2005 setelah memperoleh dukungan 80 ribu dari 128 ribu pesan pendek per telepon selular yang memberikan suara untuk ajang itu. "Bapak menyisihkan tiga nominator lainnya dalam proses pengiriman SMS sejak 15 November 2005 hingga 15 Januari 2006," kata Presiden Direktur Jak TV Erick Thohir saat menyerahkan penghargaan tersebut di Balaikota Jakarta, Senin. Pria kelahiran Semarang 6 Desember 1944 itu menyisihkan tiga unggulan lainnya, yaitu Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Firman Gani, Krisdayanti dan anggota DPD asal DKI Jakarta Mooryati Soedibyo. Dari 128.000 SMS yang masuk, 31.000 memilih Firman Gani, 14.000 memilih Krisdayanti dan 3.000 untuk Moeryati Soedibyo. "Ini kejutan buat saya, sebagai gubernur saya hanya ingin mengetahui masalah secara mendalam. Sebagai tentara saya tidak memiliki keahlian teknis, itu sebabnya saya minta pendapat tenaga ahli," kata Sutiyoso. Walaupun memulai karir di kemiliteran, ia menjalankan pembangunan dengan pola partisipasi masyarakat. "Bila jalan sendiri tidak akan berhasil. Tapi, memang kebijakan saya tidak mungkin memuaskan semua orang. Ibarat menyerang musuh pasti ada korban, dalam pembangunan juga seperti itu, tapi kan untuk kesejahteraan masyarakat luas," tuturnya. Mantan Pangdam Jaya itu juga mengaku tidak punya bakat politik dan belum ada rencana untuk berpolitik, meski ada partai yang mulai mendekatinya untuk pilpres 2009. "Yang paling penting, selesaikan dulu masa jabatan sebagai gubernur pada 2007, saya ndak bakat berpolitik. Politik itu 80 persen bohong dan 10 persen ngapusi," kata Sutiyoso sambil melepas tawa. Ngapusi adalah istilah Jawa yang artinya setara dengan membohongi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006