Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat siang merosot tajam hingga di bawah angka 4.000 poin, karena aksi lepas saham oleh pelaku pasar yang cukup deras, akibat kekhawatiran mereka mengenai ekonomi Amerika Serikat.

Indeks BEI turun 212,081 poin atau 5,14 persen menjadi 3.910,005 poin dan indeks LQ-45 berkurang 40,003 poin atau 5,48 persen menjadi 690,101 poin.

Analis PT Bali Securities, Ketut Tri Bayuna di Jakarta, Jumat mengatakan, pelaku pasar aktif melepas saham-sahamnya terutama saham sektor otomotif, industri rokok dan perbankan.

Ketiga emiten saham itu merupakan faktor yang menekan indeks BEI merosot tajam hingga berada dibawah angka 4.000 poin, katanya.

Menurut dia, saham industri perbankan yang paling menekan indeks adalah saham Bank Mandiri yang terjual sebanyak 43,10 juta unit dengan nilai Rp313,16 miliar pada kurs akhir Rp7.150 atau turun Rp550 per saham.

Kemudian saham industri otomotif, Astra Internasional Tbk merosot Rp2.800 menjadi Rp67.600 dengan transaksi sebanyak 4,10 juta unit senilai Rp272,37 miliar dan saham Gudang Garam melemah Rp2.600 menjadi Rp50.100 dan saham HM Sampoerna berkurang Rp1.000 menjadi Rp31.550.

"Kami optimis indeks BEI masih akan terkoreksi pada Jumat sore, karena aksi lepas cenderung makin meningkat," ucapnya.

Memburuknya bursa global, lanjut dia, memberikan dampak negatif terhadap pasar regional yang berimbas ke pasar modal Indonesia, namun kondisi ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

Karena pelaku pasar asing akan kembali masuk ke pasar domestik melakukan aksi beli, mengingat prospek pasar Indonesia masih menjanjikan, ucapnya.

Sementara itu analis PT Eko Capital, Cece Ridwan mengatakan, para pelaku pasar pada Jumat sore menunggu keluar data ekonomi AS lainnya apabila data itu positif maka aksi jual di pasar saham akan berkurang.

Namun apabila data ekonomi itu negatif maka pasar akan lebih buruk lagi, ucapnya. (h-CS)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011