Jakarta (ANTARA News) - Festival Budaya Lembah Baliem 2011 yang melibatkan suku-suku yang ada di Kabupaten Jayawijaya, seperti suku Dani, suku Lani, dan suku Yali terbukti mulai diminati wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin menyaksikan langsung budaya asli masyarakat Papua.

"Kami mendapatkan laporan dari sejumlah biro perjalanan bahwa wisman mulai meminati Festival Budaya Lembah Baliem terindikasi dari banyaknya pesanan paket perjalanan pada tanggal penyelenggaraan festival tersebut," kata Direktur Promosi Dalam Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Muhammad Faried, di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, bahkan ada biro perjalanan yang mengemas paket wisata Festival Lembah Baliem 2011 seharga Rp16,2 juta dan tetap diminati wisatawan.

Pihaknya mencatat setidaknya 40 persen calon wisatawan yang akan datang ke festival yang akan digelar pada 8-12 Agustus 2011 adalah wisman yang berasal dari berbagai negara terutama Eropa.

"Kalau melihat jumlah pemesanan tiket menuju Jayapura pada tanggal penyelenggaraan festival ini yang sudah mulai tinggi mengindikasikan peminat festival tahunan ini semakin meningkat," katanya.

Kemenbudpar akan menjadi pihak pendukung pelaksanaan acara yang dimotori penuh oleh pemerintah daerah setempat.

"Kami supporting untuk festival ini, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya penyelenggaranya," kata Faried.

Pihaknya berharap festival tersebut mampu memenuhi tujuannya yakni untuk memperkenalkan dan mempertahankan nilai budaya dari suku tradisional di lembah Baliem.

"Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Papua sebagai destinasi wisata, kita ingin mengemas festival ini menjadi media promosi yang ampuh untuk mengenalkan Papua kepada publik yang lebih luas," katanya.

Festival itu akan menyajikan kebudayaan suku bangsa yang berbeda di dataran tinggi Wamena dan Lembah Baliem, Papua, seperti suku Dani, suku Lani dan suku Yali.

Ketiganya dipertemukan dalam perayaan festival tahunan mereka yang tahun ini akan berlangsung di Wosiala, desa dari Wosilimo, Jayawijaya.

Festival Budaya Lembah Baliem 2011 akan dimeriahkan dengan kegiatan seni dan budaya di antaranya pertunjukan perang antar suku (sejarah perang suku), penampilan tari-tarian adat, pertunjukan balapan karapan anak babi (pig racing), puradan (permainan melempar tombak ke arah bulatan rotan yang sedang berputar saat dilemparkan), dan sikoko (permainan menggunakan kayu jenis pion yang di lemparkan menuju sasaran yang sudah ditunjuk).

Selain itu, lomba memainkan alat musik tradisional tiup (pikon), dan berbagai macam perlombaan kebudayaan bagi wisatawan asing seperti melempar tombak (sege) ke sasaran yang sudah di tentukan dengan tepat dan panahan (memanah sasaran pada batang pisang).

Untuk keberlangsungan acara, para tim pengelola telah menyediakan sebuah arena yang cukup luas karena akan dipadati dengan 500 - 1.000 prajurit dan penari.

Penjadwalan simulasi perang suku akan diselenggarakan selama dua hari dan akan dimeriahkan oleh 24 grup yang terdiri dari 30-50 prajurit. Selama perang berlangsung akan diikuti dengan musik tradisional Papua, Pikon, alat musik instrumen yang terbuat dari kayu.(*)

(T.H016/S025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011