Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi pada 2011 akan menembus 41,3 juta kiloliter atau berlebih dua persen dibandingkan kuota APBN Perubahan 2011 sebanyak 40,49 juta kiloliter.

Kepala BP Migas Tubagus Haryono di Jakarta, Jumat, mengatakan tanpa melakukan tindakan apapun, maka konsumsi sampai akhir 2011 bakal "over" dua persen.

"Namun, kalau dilakukan upaya pengendalian, maka bisa sesuai kuota 40,49 juta kiloliter," katanya.

Menurut dia, hampir seluruh kabupaten saat ini sudah "over" kuota BBM yang terutama akibat penyalahgunaan.

Praktik penyalahgunaan, lanjutnya, sulit diatasi karena dilakukan secara sistemik dan sistematik.

Tubagus menambahkan, salah satu upaya pengendalian yang dilakukan agar sesuai kuota adalah mengintensifkan pengawasan bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Di antaranya, pengeluaran peraturan yang membatasi pemakaian BBM secara lokal.

"Misalkan, sepeda motor dibatasi maksimum Rp20 ribu dan mobil Rp50 ribu sekali isi," ujarnya.

Menurut dia, saat ini, baru 20 persen dari sekitar 500 kabupaten yang sudah menandatangani MoU pengendalian dengan BPH Migas.

Data BPH Migas menyebutkan, realisasi konsumsi BBM bersubsidi periode 1 Januari hingga 31 Juli 2011 tercatat 23,603 juta kiloliter atau 58,3 persen dari kuota APBN Perubahan yang ditetapkan sebesar 40,49 juta kiloliter.

Rinciannya, premium 14,307 juta kiloliter, solar 8,237 juta kiloliter, dan minyak tanah 1,059 juta kiloliter.

Sementara, konsumsi Juli 2011 mencapai 3,612 juta kiloliter yang terdiri atas premium 2,2 juta kiloliter, solar 1,274 juta kiloliter, dan minyak tanah 139 ribu kiloliter.

Angka realisasi Juli 2011 itu tercatat berlebih 1,83 persen dibandingkan kuota APBN Perubahan dengan rincian premium "over" 2,27 persen, lalu solar juga "over" 2,01 persen, dan sebaliknya minyak tanah kekurangan 5,05 persen terhadap kuota.

Pada periode 1 Januari-30 Juni 2011, konsumsi BBM tercatat mencapai 19,991 juta kiloliter yang terdiri dari premium 12,107 kiloliter, solar 6,963 juta kiloliter, dan minyak tanah 920 ribu kiloliter.

Untuk realisasi konsumsi Juni 2011 dibandingkan kuota APBN Perubahan adalah premium "over" 2,17 persen, solar "over" 2,42 persen, dan minyak tanah "under" 4,72 persen.(*)

(T.K007R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011