Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengimbau para pelaku pasar untuk tidak khawatir dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif tajam sebanyak lima persen atau di bawah 3.800 poin pada penutupan sesi pertama Senin siang.

Dalam pengantarnya sebelum memulai rapat kabinet terbatas membahas gejolak perekonomian dunia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, Presiden SBY mengatakan penurunan IHSG tersebut bersifat global karena terjadi hampir di seluruh belahan dunia termasuk Eropa dan Amerika Serikat.

"Salah satunya yang perlu kita cermati dan antisipasi adalah turunnya IHSG kita yang relatif tajam. Tapi tidak perlu sangat khawatir karena ini global, terjadi pula di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia," ujarnya.

Secara keseluruhan, menurut Kepala negara, kondisi perekonomian Indonesia berada dalam kondisi baik dari segala sisi fundamental ekonomi seperti makro ekonomi, cadangan devisa, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta rasio utang terhadap produk domestik bruto.

Karena itu, lanjut Presiden, tidak ada alasan untuk panik atau cemas akibat penurunan IHSG yang dipicu oleh kekhawatiran pasar akibat turunnya peringkat utang jangka panjang AS oleh lembaga pemeringkat utang Standard & Poor?s dari AAA menjadi AA+.

"Dengan pemahaman bahwa kita dalam keadaan baik oleh karena itu tidak perlu ada kepanikan, kecemasan apa pun," ujarnya.

Meski demikian, pemerintah tetap menyiapkan kebijakan untuk mengantisipasi gejolak perekonomian dunia yang terjadi saat ini. Kebijakan yang dipersiapkan pemerintah, menurut Presiden, mengulang apa yang telah dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan kalangan swasta ketika menghadapi krisis perekonomian global pada periode 2008-2009.

Rapat membahas antisipasi gejolak perekonomian dunia telah dua kali digelar oleh Presiden Yudhoyono sejak Jumat 5 Agustus 2011.

Rapat tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono dan menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II antara lain Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasiona/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

Selain itu, Presiden akan mendengarkan paparan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution untuk mensinkronkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam mengantisipasi gejolak perekonomian dunia.
(D013)





Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011