London (ANTARA) - Pemerintah Skotlandia akan memberikan vaksin COVID-19 bagi anak berusia 5-11 tahun, kata Perdana Menteri Nicola Sturgeon pada Rabu, yang menerima saran dari penasihat vaksin Inggris.

Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) mengimbau peluncuran vaksin COVID-19 di empat negara Inggris Raya, yang sejauh ini telah mematuhi pedoman mereka.

Inggris Raya atau Britania Raya mencakup Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales.

"Meski belum diumumkan, saya dapat memastikan bahwa (pemerintah Skotlandia) telah menerima saran dari (penasihat) JCVI yang merekomendasikan agar vaksin diberikan kepada semua anak berusia 5-11 tahun," cuit Sturgeon di Twitter.

Baca juga: Inggris tak lagi wajibkan tes COVID bagi pelancong vaksin penuh

"Kami akan menerima saran ini dan kini pendistribusian logistik sedang berlangsung."

Pemerintah Wales juga mengatakan akan menjalankan saran JCVI. Menteri Kesehatan Wales mengaku dirinya tidak begitu yakin mengapa pengumuman saran JCVI tertunda.

Inggris lebih lamban dibanding sejumlah negara lainnya dalam peluncuran program vaksinasi anak usia 5-11 tahun.

Sementara anak-anak yang rentan sudah diberikan vaksin, Inggris saat ini tidak memvaksin kelompok usia yang lebih luas, tidak seperti Amerika Serikat dan Israel.

Baca juga: PM Inggris: 90 persen pasien di ICU belum divaksin 'booster'

Pemerintah Inggris Raya, yang menetapkan kebijakan kesehatan untuk Inggris, belum mengumumkan vaksinasi untuk anak berusia 5-11 tahun, meski kebijakan peluncuran vaksin mereka biasanya dikoordinasikan dengan negara lainnya di Inggris Raya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuturkan bahwa dirinya akan menetapkan lebih banyak rincian tentang strategi hidup berdampingan dengan COVID-19, begitu parlemen mulai kembali bertugas Senin depan.

"Kami sedang mengevaluasi saran JCVI sebagai bagian dari penetapan keputusan yang lebih luas sebelum publikasi strategi jangka panjang untuk hidup berdampingan dengan COVID-19," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Inggris.

"Penjelasan lebih lanjut akan segera ditetapkan."

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi Inggris: Vaksin COVID-19 mRNA beri efek 'booster' terbesar
Baca juga: Positif COVID-19 lagi, Pangeran Charles jalani isolasi mandiri

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022