Surabaya (ANTARA News) - Gaun pengantin karya desainer muda Surabaya Sisylia Octavia Candra (24) masuk 15 besar dalam lomba "Design Wedding Gown" di Hong Kong yang diikuti 1.288 peserta seluruh Asia.

Sisylia kepada ANTARA di Surabaya, Senin menjelaskan, atas prestasi dalam lomba yang diadakan MaBelle Leo Diamond itu dirinya harus berangkat ke Hong Kong, 9 Agustus 2011 untuk menyerahkan baju asli dari rancangannya.

"Tanggal 10 baju asli dari rancangan saya itu harus sudah ada di Hong Kong. Tanggal 27 Agustus akan dilakukan penjurian untuk memilih pemenang. Mulai sekarang sampai 21 Agustus dibuka pemilihan gaun favorit di http://www.weddingartistasso.com/design_vote/vote.php," katanya.

Gaun karya Sisyl berjudul I-Bloow itu sebetulnya dirancang sangat mendadak. Hal itu karena ia baru ingat mengenai lomba yang diketahuinya lewat brosur itu dua hari sebelum batas akhir pendaftaran.

"Untungnya karya tersebut dikirim secara online. Tak disangka, karya saya masuk semifinal atau 15 besar. Lomba semacam ini merupakan tahun kedua diselenggarakan," kata lulusan S1 jurusan seni visual di "Emily Carr University of Arts and Design" Vancouver, Kanada tersebut.

Ia menjelaskan bahwa karya I-Bloow terinspirasi dari hati seorang wanita yang sedang jatuh cinta.

Perempuan yang pernah menyandang predikat pelukis cilik dengan lebih dari 1.000 penghargaan nasional dan internasional itu membayangkan waktu seorang wanita jatuh cinta, hatinya berbunga-bunga.

"Dari sanalah saya terinspirasi untuk merancang sebuah gaun yang anggun, unik, dan dipenuhi dengan bunga," katanya.

MaBelle Leo Diamond, katanya, menggelar lomba untuk dua kategori, yakni gaun pengantin dan merancang gaun malam. Sisyl memilih kategori gaun untuk pesta pernikahan.

Perempuan yang kini menempuh pendidikan sertifikasi jurusan "Fashion Design" di Arva School di Surabaya dan akan lulus Oktober 2011 ini berharap agar karya-karyanya semakin dikenal oleh semua orang, baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Saya berharap bisa berkarir di dunia `fashion design` dengan berkonsentrasi di baju-baju siap pakai. Saya ingin suatu hari nanti saya dapat mempunyai toko retail dengan `clothing line` saya sendiri yang sangat besar dan berkembang di seluruh dunia," katanya.

Anak pertama dari empat bersaudara yang lahir 16 Oktober 1986 ini mengaku masih tetap menekuni aktivitas melukis karena kegiatan tersebut dianggap sudah menjadi jiwanya.

"Saya akui bahwa setelah berkonsentrasi di bidang `fashion design` ini kegiatan melukis saya lebih sedikit terhambat karena saya harus membagi waktu dengan mendesain dan menjahit baju," katanya.

Di tahun 2011 ini, katanya, dia hanya menghasilkan dua lukisan di kanvas. Suatu saat ia berharap bisa berkarir dengan sangat baik di bidang melukis dan desain pakaian tersebut.(*)
(T.M026/B013)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011