Jakarta (ANTARA News) - Calon Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, di Jakarta, Rabu, mengatakan, jika terpilih menjadi panglima TNI periode mendatang, ia akan menyiapkan dan membangun TNI yang profesional dan dedikatif. "Sesuai dengan Pasal 2 UU 34 Tahun 2004 tentang TNI, tentara profesional adalah tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak azasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi," katanya. Dengan kondisi TNI yang serba terbatas dan di tengah sebagian besar rakyat hidup jauh dari kecukupan, maka tugas TNI tidak dapat ditopang dengan profesionalme semata, namun diperlukan pula semangat dedikasi yang harus tumbuh dari masing-masing prajurit TNI, katanya di depan anggota Komisi I DPR RI yang menghadiri forum uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI yang dipimpin langsung ketua Komisi I, Theo L.Sambuaga. "`Dedicate` berarti berbakti dan berbuat. `Dedication` berarti kesetiaan, kewajiban, loyalitas, dan ketaatan," katanya. Lulusan Akabri 1973 tersebut lebih lanjut menuturkan, Panglima Besar Sudirman senantiasa menekankan kepada prajurit TNI agar pantang menyerah, menyatu dengan rakyat, cinta Tanah Air, serta mempunyai semangat juang yang tinggi. Prajurit yang dedikatif, menurut Djoko, akan taat pada pimpinannya, merasakan apa yang ditugaskan, serta mengerjakan kewajibannya dengan semangat berbakti, loyal, serta setia kepada negara dan bangsanya. "Dengan demikian, dedikasi merupakan semangat pengabdian yang kuat dalam jiwa setiap prajurit yang selalu harus dibina dan ditumbuhkan," ujarnya. Hanya dengan semangat besar itu, keterbatasan yang saat ini melingkupi TNI akan dapat teratasi dan TNI dapat solid dan selalu dapat mewujudkan soliditas tritunggal pemerintah, TNI, dan rakyat, katanya. Ia mengatakan, keberhasilan tugas-tugas TNI tersebut akan sangat tergantung pada perwujudan empat kemampuan pokok TNI yang merupakan kemampuan integratif dari unsur-unsur TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang profesional dan dedikatif. Oleh karena itu, kata mantan komandan Pangkalan Udara Iswahyudi Madiun tersebut, empat kemampuan TNI, yakni kemampuan pertahanan, kemampuan keamanan, kemampuan intelijen, dan kemampuan dukungan, perlu dikembangkan dan dibina secara terencana, terkoordinasi, terpadu, berkelanjutan, serta integratif oleh masing-masing matra. Hingga berita ini diturunkan, uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI masih diisi oleh sesi pertama pertanyaan dari masing-masing anggota Komisi I kepada Djoko seputar visi dan misi calon panglima TNI. Dalam sesi tersebut, Djoko mendapat banyak pertanyaan tentang komitmennya pada penegakan hukum militer, penengakan hak azasi manusia (HAM), kesejahteraan prajurit, penyelesaian bisnis militer, dan penyelesaian konflik horizontal seperti Poso. Acara uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI itu juga dihadiri para orangtua yang anaknya menjadi korban tragedi Semanggi dan kasus-kasus pelanggaran HAM lainnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006