Jakarta (ANTARA News) - Menko Kesra Aburizal Bakrie menegaskan sampai saat ini pemerintah belum mengambil keputusan mengenai pemutihan kredit para petani yang mengalami puso akibat bencana banjir yang melanda beberapa daerah di Indonesia. "Sampai saat ini belum diputuskan mengenai hal itu (pemutihan kredit petani)," kata Menko Kesra Aburizal Bakrie ketika ditanyakan mengenai hal tersebut seusai rapat Bakornas Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) di Kantor Wapres Jakarta, Rabu. Menurut Menko Kesra, masalah itu akan diusulkan oleh Menko Perekonomian dalam sidang kabinet mendatang. Namun saat ini, tambahnya memang hal tersebut belum dibicarakan. Dalam rapat di Kantor Wapres, tambah Menko Kesra, hal ini juga belum disinggung. Sebelumnya Departemen Pertanian memperkirakan kehilangan hasil tanam padi yang terkena banjir di Indonesia saat ini mencapai 224.176 ton gabah kering giling (gkg). Berdasarkan laporan per 30 Januari 2006 luas pertanaman padi pada musim hujan atau MH 2005/2006 yang terkena banjir mencapai 85.768 hektare, dimana 17.639 hektare di antaranya mengalami puso atau rusak berat. Mentan menyatakan pada musim hujan 2005/2006 wilayah yang mengalami banjir terdapat di 19 provinsi, dengan kawasan di Jawa Barat yang mencapai 17.030 hektare, puso seluas 690 hektare, disusul Jawa Tengah terkena banjir 18.022 hektare, puso 4.166 hektare. Kemudian Nangroe Aceh Darussalam (NAD) terkena banjir 15.788 hektare, puso 4.669 hektare dan Jawa Timur terkena banjir 12.638 hektare, puso 3.652 hektare. Pada pemerintahan sebelumnya, setiap terjadi bencana banjir yang merendam areal persawahan hingga menyebebabkan puso, pemerintah melakukan pemutihan atas kredit para petani yang terkena puso. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan dan insentif lainnya kepada para petani yang terkena bencana, seperti pemberian bibit dan pupuk. (*)

Copyright © ANTARA 2006