dilakukan dengan skala prioritas yang menempatkan pejalan kaki dan pesepeda pada urutan pertama
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Jakarta memiliki visi jadi pemimpin dalam transportasi berkelanjutan di dunia terutama transportasi publik.

"Pertama dalam transformasi transportasi membutuhkan visi yang jelas, di mana kami memiliki visi untuk mengubah Jakarta dari kota yang didominasi lalu lintas, padat, dan berpolusi menjadi pemimpin dunia dalam transportasi publik dan berkelanjutan. Di mana penduduk dan pengunjung merasa bahwa menggunakan transportasi umum aman, nyaman, dan berkelanjutan," ujar Anies yang tampil sebagai pembicara dalam diskusi "Transforming Transportation Conference: Climate-Centered Mobility for A Sustainable Recovery" di Jakarta, Kamis.

Pemprov DKI Jakarta juga melakukan serangkaian perubahan paradigma pembangunan dalam sektor transportasi. Hal tersebut dilakukan dengan skala prioritas yang menempatkan pejalan kaki dan pesepeda pada urutan pertama, kedua transportasi umum massal, ketiga kendaraan bebas emisi, dan terakhir kendaraan pribadi.

Perubahan paradigma ini berdampak pada prioritas pembangunan fasilitas penunjang transportasi dan peningkatan pelayanan, khususnya transportasi umum.

"Jakarta juga menginisiasi mobilitas berkelanjutan melalui sistem transportasi terpadu dengan menggeser paradigma dari Car-Oriented Development ke Transit-Oriented Development (TOD). Ini juga menciptakan kota yang lebih terintegrasi dengan angkutan umum massal," ujarnya.

Keseriusan untuk membenahi transportasi umum massal, tambah Anies, membuahkan hasil yakni dapat membangun kepercayaan publik untuk menggunakan jasa transportasi umum.

Jakarta juga telah menggandakan cakupan angkutan umum (dari 42 pada tahun 2017 menjadi 82 persen). Dengan demikian, tuturnya, Jakarta telah berada di jalur yang tepat untuk menyediakan angkutan umum dalam jarak 500 meter dari 95 persen rumah penduduk pada tahun 2022.

Selain itu Jakarta juga menargetkan 14.000 bus listrik beroperasi bersama dengan pangsa moda transportasi umum sebesar 60 persen pada tahun 2030.

"Kami percaya bahwa cara terbaik untuk memahami sebuah kota adalah dengan menggunakan sistem transportasi umum dan memastikan setiap orang yang tinggal di daerah perkotaan memiliki akses ke transportasi umum yang aman, intens, terjangkau, dan bebas karbon. Selain menghubungkan tempat, transportasi umum juga menghubungkan orang. Transportasi umum lah yang menyatukan kita," ucapnya.

Forum diskusi internasional ini juga dihadiri Direktur Pelaksana World Bank Mari Elka Pangestu dan President of the Federated States of Micronesia David W Panuelo.
Baca juga: Kapasitas transportasi umum Jakarta dibatasi 70 persen
Baca juga: DPRD DKI: Masyarakat nantikan integrasi pembayaran transportasi umum
Baca juga: Kadishub DKI: JIS bakal dilayani tiga moda transportasi

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022