Kupang (ANTARA News) - Para penumpang Kapal Motor Penyeberangan (KMP) JM Feri yang selamat dari maut memberikan kesaksian bahwa mereka sempat merasakan kapal berputar di tengah gelombang, kemudian tenggelam hingga menyentuh dasar laut, pada Selasa (31/1) sekira pukul 21.00 Wita. "Kapal hendak balik haluan ke Kupang, namun hanya berputar-putar di tengah gelombang kemudian tenggelam ke dasar laut. Kami terangkat ke atas karena menggunakan pelampung," kata seorang penumpang KMP JM Feri, Yulianus Thonak, yang ditemui di ruang perawatan RSUD Prof W.Z. Yohanes Kupang, Rabu. Thonak dan 39 orang penumpang lainnya menjalani perawatan di RSUD Kupang setelah dievakuasi dari lokasi kapal tenggelam di Selat Pukuafu, antara Pulau Timor, Pulau Semau dan Pulau Rote, sekitar 20 mil dari pelabuhan Bolok Kupang. Sebanyak 42 orang penumpang menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara dan belasan penumpang lainnya dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) Wirasakti. Seluruh penumpang selamat itu dievakuasi dari kondisi mengapung di perairan sekitar Selat Pukuafu oleh personel TNI Angkatan Laut (AL) dan Polda NTT menggunakan KRI Panrong, KRI Tongkol dan kapal patroli Satpolairud Polda NTT. Kini KRI Panrong, KRI Tongkol dan kapal patroli Satpolairud Polda NTT masih sedang menyisir perairan di sekitar lokasi kejadian guna mencari puluhan penumpang sesuai data manifes. Thonak mengatakan, sebelum kapal tenggelam dan karam di dasar laut, nahkoda kapal sempat menginformasikan kerusakan teknis yang mengharuskan kepal itu berbalik haluan menuju Kupang sekaligus menganjurkan para penumpang menggunakan pelampung. "Semua orang menggunakan pelampung, bahkan ada yang menggunakan dua pelampung sekaligus karena jumlahnya cukup banyak dan berkelebihan. Kami panik ketika kapal hanya berjalan berputar mengitari gelombang hingga akhirnya tenggelam hanya dalam waktu tidak lebih dari lima menit," ujarnya. Pengakuan Thonak itu sesuai dengan laporan Nahkoda Marianus Koten melalui radio bahwa kondisi kapal kehilangan jarak pandang black out kepada para petugas radio pantai, hanya setelah perjalanan 20 mil laut dari Bolok atau sekitar dua jam pelayaran. Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IX-Kupang, Laksamana Pertama TNI Syahrin AR juga menerima laporan bahwa KMP JM Feri itu mengalami patah kemudi dalam perjalanan dari Bolok menuju Pantai Baru tepatnya di perairan antara Kupang dan Pulau Rote, Kabupaten Rote-Ndao. Penumpang selamat lainnya yakni Adi Soruk (24) dan Yusuf Liu (54) serta penumpang lainnya yang kondisi tubuhnya relatif membaik setelah menjalani perawatan di RSUD Kupang juga menceritakan hal serupa saat diminta mengingat peristiwa tenggelamnya KMP JM Feri itu. "Semua itu berjalan seperti mimpi saja ketika ada pengumuman bahwa semua penumpang diharuskan menggunakan pelampung. Di benak kami pasti kapal hendak tenggelam, ternyata dugaan kami benar. Kami sangat berterima kasih kepada TNI AL yang datang menolong kami," ujar Adi dibenarkan Liu. Adi maupun Liu serta penumpang selamat lainnya mengaku sempat kalang kabut saat terapung di permukaan laut sejak kapal tenggelam hingga pertolongan tiba menjelang matahari terbit. Mereka terlihat sedih dan berwajah tegang ketika ditanya di mana saudara-saudarinya yang saat itu bersama dengan mereka menumpangi KMP JM Feri itu dari pelabuhan Bolok Kupang menuju Pantai Baru Rote Ndao. "Kami tidak tahu lagi dua orang adik saya entah di mana sekarang. Mereka juga menggunakan pelampung tetapi kami terpencar di permukaan laut hingga kami ditemukan kapal TNI AL. Semoga masih dapat ditemukan," kata Liu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006