Jakarta (ANTARA) -
Ragam peristiwa politik mewarnai pemberitaan nasional Kamis (17/2) kemarin, mulai dari Presiden Joko Widodo mencermati tentang rivalitas global hingga Wakil Presiden Ma'ruf Amin harap Nahdlatul Ulama (NU) menjadi lokomotif gerakan perbaikan.

Berikut lima berita politik menarik kemarin yang dirangkum ANTARA:

1. Presiden Jokowi: Situasi seperti ini bukan saatnya untuk rivalitas
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan situasi pandemi seperti sekarang ini bukan saatnya untuk menciptakan rivalitas atau membuat ketegangan baru.

"Dalam situasi yang seperti ini, bukan saatnya untuk rivalitas. Bukan saatnya membuat ketegangan baru yang mengganggu pemulihan dunia apalagi yang membahayakan keselamatan dunia, sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini," kata Presiden dalam sambutannya di pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau The 1st Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) melalui konferensi video di Jakarta, Kamis.

Selengkapnya di sini

2. Presiden pantau vaksinasi serentak tekankan percepatan dosis penguat
Presiden Joko Widodo memantau secara virtual vaksinasi serentak di 12 provinsi sebagai kunci pengendalian COVID-19, terutama di tengah jumlah kasus varian Omicron yang saat ini tengah meningkat.

Dalam sambutannya, Presiden meminta percepatan vaksinasi baik suntikan kedua maupun dosis penguat (booster).

Selengkapnya di sini

3. Prabowo tegaskan jangan ada kebocoran anggaran pertahanan
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menegaskan kepada jajarannya di Kementerian Pertahanan (Kemhan) agar jangan sampai ada kebocoran anggaran pertahanan.

"Anggaran pertahanan termasuk tertinggi. Hal itu merupakan tanggung jawab yang harus dijaga. Jangan sampai ada kebocoran-kebocoran anggaran. Hal ini sebagai bagian dari pertanggungjawaban kita kepada negara," kata Prabowo saat membuka Entry Meeting Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI atas Laporan Keuangan Kemhan RI Tahun 2021 di Gedung Kemhan, Jakarta, Kamis.

Selengkapnya di sini

4. Ketua Umum PBNU peringatkan PCNU tak terlibat politik praktis
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya memperingatkan Pimpinan Cabang (PC) NU se-Indonesia agar tidak terlibat politik praktis, terutama menjelang Pemilihan Umum 2024.

"Kalau ada PCNU yang terlibat dan secara terang-terangan melakukan gerakan dukung-mendukung politik tertentu maka akan kami berikan surat peringatan tertulis," ujarnya di Surabaya, Kamis.

Selengkapnya di sini

5. Wapres harapkan NU jadi lokomotif gerakan perbaikan
Wakil Presiden Ri Ma'ruf Amin berharap Nahdlatul Ulama (NU) bisa memanfaatkan berbagai potensi yang ada untuk menjadi lokomotif gerakan perbaikan.

Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya secara virtual, pada acara puncak peringatan hari lahir ke-99 NU, yang disaksikan di Jakarta, Kamis malam.

Selengkapnya di sini
 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022