Jakarta (ANTARA News) - Ekonomi global yang bergejolak dipicu dari krisis utang AS dan Eropa tidak berdampak negatif pada fundamental ekonomi Indonesia khususnya di pasar modal dalam negeri.

"Pasar modal kita masih kondusif meski ada sentimen negatif dari AS dan Eropa. Kondisi itu terbukti dengan masih banyaknya perusahaan yang mengajukan rencana untuk melepas sahamnya di BEI," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, dengan masih maraknya perusahaan yang berniat mencatatkan sahamnya di BEI menandakan perusahaan itu mempunyai rencana untuk mengembangkan usahanya dengan mencari dana tambahan dari pasar modal.

Ia juga mengaku tidak khawatir dengan kondisi ekonomi global, karena minat perusahaan dalam negeri untuk masuk ke pasar modal cenderung masih besar.

"Ada beberapa perusahaan baru datang ke bursa menyatakan minatnya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO)," katanya.

Ia mengemukakan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) belum lama ini telah memberikan izin pernyataan praefektif kepada PT Solusi Tunas Pratama untuk melakukan IPO.

Seperti diketahui, pasar saham dalam negeri selama tiga hari berturut-turut mencatat penurunan sekitar 9,48 persen atau terburuk sejak 2008.

Namun demikian, Ito mengaku optimistis dan memperkirakan pelemahan bursa di kawasan regional, termasuk Indonesia, hanya dalam jangka pendek.

"Anjloknya IHSG saat itu tidak terlalu dalam dibanding indeks saham Asia lainnya, dan saat penguatan hari ini (10/8) indeks kita lumayan signifikan dibanding lainnya," katanya.

Ia menambahkan, terangkatnya indeks BEI cukup signifikan itu karena kondisi ekonomi dalam negeri yang positif tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami kenaikkan di kuartal II sebesar 6,5 persen.

"Indonesia tetap mengalami pertumbuhan stabil dengan capaian di kuartal dua sebesar 6,5 persen. Secara fundamental ekonomi dalam negeri tidak ada masalah, yang mempengaruhi adalah sentimen bursa luar negeri saja yang dipicu oleh krisis utang di Eropa dan AS," ujar Ito.(*)
(T.KR-ZMF/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011