Setiap teks perlu melewati ujian demi ujian demi memeriksa setiap ujaran. "United optimistis dengan pasukan muda", perlu dipersoalkan, tidak begitu saja diandaikan, bahwa "United optimistis"
Jakarta (ANTARA News) - Silakan mencoret kata optimisme dengan kaitan alasan apapun, salah satunya dukungan para pemain muda yang bermodal semangat membara plus tenaga yang moncer. Jangan dulu naif membaca teks bernama sepak bola.

Ini sepak bola, Bung! Bukan matematika, bukan hitung-hitungan di atas kertas. Inilah warta sepak bola dari sejatinya dari Premier League (PL) 2011-12 yang menyimpan seluruh drama kehidupan, dari suka sampai duka. Siapa nomor satu, dia dibaptis sebagai peraih mahkota kehidupan.

Dalam hitungan pekan demi pekan, inilah saatnya perjuangan dari laga ke laga. Inilah saatnya 20 tim saling bergumul dan saling duel merebut mahkota jaya. Inilah saatnya bagi klub pendatang baru untuk membuktikan diri bahwa mereka patut diperhitungkan oleh setiap tim papan atas.

Sebagai lima besar, sebut saja Manchester United, Manchester City, Chelsea, Liverpool dan Arsenal, inilah saatnya membuktikan bahwa kebesaran nama bukan sebatas banyaknya ilmu yang ditimba dari rumus-rumus beku sekolahan, tetapi dari perjuangan hari ke hari, kerjasama antar pemain dan racikan jitu sang manajer. Plus belaian mesra Dewi Fortuna.

Ini lebih dari sekedar sepakbola. Ini soal rivalitas plus gengsi. Voltase PL 2011-12 punya daya tegangan tinggi, menyengat kemudian mematikan. Lengah berbuah kalah.

Jelas dan terpilah-pilah, dan bukan sebatas terang benderang, apalagi berharap seobyektif mungkin di tengah arena serba tidak pasti. Inilah laga yang mewajibkan publik agar selekas-lekasnya memberi tanda kurung kepada setiap optimisme.

Publik hanya perlu mengajukan satu pertanyaan kunci, apa yang sedang anda omongkan? Segera bangun dari lelap ninabobo citra diri lewat kata-kata pepesan kosong.

Kalau jawabannya, PL 2011-12, maka setidaknya ada 10 pertandingan yang wajib diberi perhatian lantaran memuat rivalitas.

Sebut saja, Manchester United versus Liverpool. Inilah rivalitas terbesar dalam ziarah sejarah sepak bola Inggris. United telah merubuhkan gengsi historis dari Liverpool. United melewati capaian trofi juara Liverpool, 19 trofi. Sepak bola bak dua sisi mata uang.

Rivalitas membuncah dan membakar laga derby antara MU melawan Man.City. Onggokan ambisi City siap meneror hegemoni MU.

Dan Derby London Utara siap membara dan menghanguskan siapa saja lawan di depan. Tottenham Hotspur yang disebut-sebut kerap berkobar siap memberi perlawanan kepada Arsenal.

Siapa yang layak mengusung panji penguasa Kota Liverpool? Everton ngotot, Liverpool ngotot juga. Keduanya sama-sama terlahir berasaudara tetapi berseteru demi kehormatan.

Pembalasan demi pembalasan berjalan di roda laga Merseyside Derby ini. Tinggal menanti momen kontroversial yang siap memenuhi dahaga publik.

Berasal dari kasta "rendah", laga berjuluk "Tyne-Wear Derby", antara Sunderland melawan Newcastle bakal membuat fans dari dua kubu bakal menyeringai, mengerang kemudian menggelepar lantaran telegram kalah, menang atau seri sudah mereka terima.

Sejarah kerap menyisakan luka. Sejak berkecamuk Perang Sipil Inggris pada abad ke-16, pendukung kedua tim menyimpan dendam. Newcastle mendukung kubu kerajaan, sementara Sunderland memihak parlemen. Ini laga sarat konfrontasi, bukan berbaik-baik dan bermuka serba mendua. Mengangguk sebagaimana layaknya pipa angguk di kilang pemboran minyak.

Nah, di tengah terpaan gelombang kerusuhan di seluruh Inggris. Ada kekhawatiran sejumlah laga akan tertunda, meski sejumlah pihak berharap laga akan berlangsung sesuai jadwal.

Akankah Manchester City mampu menyabet trofi FA pada 2011 ini? Akankah City mengancam dominasi punggawa penghuni Old Trafford? Pengamat sepakbola Phil McNulty sebagaimana dikutip dari laman BBC mengajukan sejumlah pertanyaan seputar PL 2011-12.

Akankah Chelsea terlahir kembali di bawah manajer anyar Andrea Villas-Boas? Akankah Chelsea bakal membawa pulang gelar Premier League ke Stamford Bridge pada musim ini?

Ngomong-ngomong, Kenny Dalglish telah membelanjakan 100 juta poundsterling sejak menjabat sebagai bos Liverpool pada Januari. Dengan gelontoran dana itu, akankah ia cukup punya asa menyodok ke empat besar PL dan kembali ke ajang Liga Champions? Di seberang sana, menanti Arsenal dan Spurs.

Bagaimana kiprah sejumlah tim pendatang baru, sebut saja Queen`s Park Rangers, Norwich City dan Swansea City? Akankah mereka punya ketahanan mumpuni bersaing dengan tim-tim besar?

Teks PL 2011-12 adalah "linguistic turn", maksudnya sebuah peralihan mendasar yang mengarah kepada pokok seputar bahasa.

Setiap teks perlu melewati ujian demi ujian demi memeriksa setiap ujaran. "United optimistis dengan pasukan muda", perlu dipersoalkan, tidak begitu saja diandaikan, bahwa "United optimistis".

Bahasa yang akan mendasarkan dan menguji optimisme United itu. Makna dalam bahasa sepenuhnya terpulang kepada bagaimana makna itu digunakan dalam konteks bahasa yang tertentu (meaning as use).

Mengapa ada makna daripada tidak ada sama sekali? Jangan dulu bicara optimisme, bila belum teruji dalam laga berlabel Premier League 2011-12.

Ini sepak bola, yang merentang seperti puisi yang ditulis pujangga kelas dunia Goethe dan Schiller. Ini sepak bola, yang mendobrak gagasan politik seperti yang ditulis Karl Marx dan Adam Muller.

Satu kata, rivalitas!
(A024)

Pewarta: A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011