Jakarta (ANTARA News) - Faktor positif dari global yang memicu bursa regional menguat, belum mendorong rupiah menguat, bahkan terkoreksi selama tiga hari berturut-turut sehingga posisinya masih berada di atas 8.500 per dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali turun 15 poin menjadi 8.545 per dolar dari sebelumnya 8.530.

Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova mengatakan, penurunan rupiah saat ini dinilai masih normal, karena pelaku pasar asing cenderung melepas rupiah untuk membeli dolar.

"Kami memperkirakan penurunan rupiah masih akan terjadi, meski pasar global positif," katanya.

Menurut Rully, peluang rupiah untuk kembali menguat masih tinggi karena pelaku pasar asing akan kembali membeli mata uang lokal itu. "Pelaku asing akan masuk pasar melakukan pembelian rupiah sehingga mata uang lokal akan menguat tajam," ujarnya.

Ia mengatakan, pelaku asing saat ini berada di luar, mereka menahan dananya untuk sementara karena mereka khawatir dengan krisis utang yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa.

Pelaku asing memperkirakan krisis itu masih akan berlanjut yang mengakibatkan mereka hati-hati untuk masuk ke pasar uang, katanya.

Akibatnya, pasar uang masih dilanda aksi lepas meski Indeks harga saham gabungan mengalami kenaikan cukup berarti.

Sementara itu Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga memperkirakan rupiah masih konsolidasi, karena pelaku asing hati-hati masuk pasar domestik.

Hal ini karena mereka menilai krisis pasar global masih belum reda, ujarnya.

Edwin mengatakan, rupiah masih akan berkisar antara Rp8.500 sampai Rp8.550 per dolar. Meski peluang rupiah untuk kembali menguat masih ada, ucapnya.

(H-CS/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011