Surabaya (ANTARA News) - Wishnu Wardhana menyatakan tidak terima dilengserkan dari posisi Ketua Umum Persebaya Surabaya dan menganggap hasil musyawarah anggota luar biasa pada Rabu (10/8), tidak prosedural.

"Wishnu telpon saya pada Kamis (11/8) dan menanyakan masalah musanglub yang tiba-tiba mencopot dirinya dari ketua Persebaya," kata Ketua Pengkot PSSI Surabaya yang juga Ketua Persebaya Ex Officio, Cholid Goromah, Jumat.

Ia mengatakan, dalam pembicaraan tersebut, Wishnu Wardhana menyatakan kecewa dan menganggap Persebaya bukan milik klub anggota, tetapi milik masyarakat Surabaya.

Menurut Cholid, pernyataan Wishnu Wardhana salah besar, karena Ketua DPRD Surabaya itu bisa menjadi ketua Persebaya setelah dipilih klub anggota.

Namun, terpilihnya Wishnu pada musanglub tahun 2010 dianggap tidak prosedural, karena hanya sebagian kecil dari 30 klub anggota yang hadir.

"Dia (Wishnu Wardhana) beralasan kalau saat itu kondisinya sangat darurat dan untuk menyelamatkan Persebaya," tambah Cholid.

Pengurus PS Indonesia Muda (salah satu anggota Persebaya), Suprastowo, menegaskan bahwa Persebaya didirikan berdasarkan kesepakatan klub-klub anggotanya.

"Persebaya itu asalnya dari sebuah perserikatan dan di dalamnya terdiri dari klub-klub anggota," ujar Suprastowo yang juga Ketua Panitia Musanglub Persebaya.

Gagasan menggelar musanglub muncul, setelah Wishnu Wardhana dianggap gagal mengangkat prestasi "Bajul Ijo" pada kompetisi Divisi Utama musim 2010/2011.

Bahkan, kepemimpinan Wishnu meninggalkan masalah, yakni tertunggaknya pembayaran gaji pemain selama sembilan bulan.

"Kami tidak ingin berpolemik soal itu. Fokus kami sekarang adalah menyiapkan Persebaya mengikuti kompetisi musim baru di level teratas," kata Cholid Goromah.

Wishnu Wardhana hingga saat ini masih sulit dihubungi wartawan. Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, dia juga selalu menolak jika dikonfirmasi seputar tertunggaknya gaji pemain Persebaya.  (D010/I007/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011