Banjarmasin, (ANTARA News) - Pihak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengungkapkan kota Banjarmasin, ibukota Propinsi Kalimantan Selatan dinyatakan sebagai kota terkotor bersama 12 kota besar lainnya di Indonesia. Predikat tersebut diperoleh setelah penilaian Tim Pemantau Adipura yang berasal dari berbagai unsur, seperti unsur kementerian lingkungan hidup, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta unsur dari media massa, kata Deputi KLH, Gempor Adnan kepada pers di Balaikota Banjarmasin, Kamis (2/2). Dari 12 kota besar yang telah dilakukan penilaian oleh tim tersebut, kota Padang, ibukota Sumatera Barat merupakan kota terbaik atau terbersih, tambah Gempor Adnan. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan Banjarmasin dianggap sebagai kota terkotor, tetapi penilaian yang paling dominan adalah menyangkut kebersihan terminal angkutan, pasar, selokan, serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Untuk mengangkat citra kota Banjarmasin, ia menyarakan kepada seluruh elemen masyarakat di kota ini harus bahu-membahu melakukan upaya untuk menatata kota ini, agar lebih bersih, rapi, indah, dan nyaman, tidak seperti sekarang yang terkesan semrawut, kotor, dan kumuh. Sebab, tambahnya, dua minggu lagi tim adipura kembali melakukan penilaian terhadap kota-kota yang ada di Indonesia, baik terhadap katagori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Oleh karena itu, ia meminta peran media massa lokal agar lebih gencar lagi memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan, keteraturan, dan keindahan kota. Bahkan kalau perlu media-media lokal menyediakan sebuah kolom khusus menyuarakan berbagai bentuk kesadaran terhadap kebersihan, keteraturan, dan keindahan agar seluruh masyarakat ikut tergerak secara bersama-sama menata kota ini. Sementara itu Walikota Banjarmasin, Yudhi Wahyuni menyatakan, dengan predikat kota terjelek bisa membangkitkan semangat seluruh warga dan pemerintah setempat untuk menciptakan kota Banjarmasin sebagai kota yang baik. Mulai pekan pihak Pemko Banjarmasin dengan seluruh jajarannya secara massal akan turun ke lapangan membersihkan kota, terutama di wilayah jalur jalan protokol seperti Jalan A Yani, dengan sasaran adalah riol-riol atau sungai kecil yang menjadi bagian sistem drainase. Selain itu Pemko juga akan menggalakkan berbagai gerakan kebersihan dengan melibatkan sebanyak mungkin lapisan masyarakat. Berdasarkan pemantauan tahap I tim adipura 2005/06, kota Banjarmasin mendapat nilai dengan skor fisik 60,80. Skor ini terjelek dibandingkan tiga kota besar lainnya di Kalimantan yaitu Balikpapan 70,19 dan Samarinda 64,55. Program Adipura dimaksudkan untuk melihat sampai sejauhmana kinerja pemerintah daerah menciptakan kebersamaan dengan berbagai kalangan masyarakat setempat dalam bidang kebersihan dan keteduhan kotanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006