Jakarta (ANTARA/JACX) - Beredar unggahan video di Facebook pada 6 Febuari 2022 yang menampilkan seorang pemilik akun YouTube, Babeh Aldo, yang mengklaim varian pandemi COVID-19 disebabkan oleh polusi udara.

Dalam video tersebut, disebutkan juga bahwa zat PM2,5 yang meracuni udara akan menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, anosmia, badai sitokin, hingga yang disebut COVID-19.

"Dan bahkan pandemi ini, kami tengarai adalah pandemi polusi udara. Di saat pemerintah mengatakan akan ada gelombang Omicron, kami menyelidiki bahwasanya tingkat polusi udara sekarang lagi meningkat. Makanya kalian akan melihat beberapa kota besar orang-orang yang tiba-tiba sakit," kata Ali Ridho Assegaf atau kerap disapa Babeh Aldo dalam unggahan video yang sudah ditayangkan lebih dari 17 ribu kali tersebut.

Namun, benarkah pandemi COVID-19 sebenarnya disebabkan oleh polusi udara?
 
Unggahan disinformasi yang menyebut COVID-19 disebabkan oleh polusi udara. (TikTok)


Penjelasan:
Merujuk laporan ANTARA, Pelaksana tugas Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko menjelaskan PM2,5 merupakan aerosol dengan ukuran diameter partikel kurang dari 2,5 mikrometer dan tergolong sebagai salah satu pencemar udara.

Peningkatan konsentrasi PM2,5 di udara menyebabkan penurunan kualitas udara yang secara visual dapat berdampak pada penurunan jarak pandang dan peningkatan kekeruhan kondisi atmosfer. Nilai ambang batas konsentrasi PM2,5 menurut Peraturan BMKG Nomor 2 Tahun 2020 adalah sebesar 65 µg/m3.

“Paparan terhadap konsentrasi PM2,5 yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada cardiovascular dan saluran pernapasan, terutama jika terpapar dalam waktu yang lama,” ujar Urip.

Berdasarkan penelitian Anand et al. (2021) berjudul A review of the presence of SARS-CoV-2 RNA in wastewater and airborne particulates and its use for virus spreading surveillance dan penelitian dari Maleki et al. (2021) berjudul An updated systematic review on the association between atmospheric particulate matter pollution and prevalence of SARS-CoV-2, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya keterkaitan antara sebaran konsentrasi PM2,5 dan penularan COVID-19.

Klaim: Pandemi COVID-19 disebabkan oleh polusi udara
Rating: Hoaks!

Cek fakta: Disinformasi! Omicron di Jakarta disebar lewat chemtrail

Baca juga: BMKG luruskan miskonsepsi polusi udara sebabkan gelombang Omicron

Baca juga: Polusi udara yang buruk dapat tingkatkan risiko gejala COVID-19

Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2022