Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Inggris memutuskan untuk melonggarkan semua pembatasan COVID-19. Dikutip dari Reuters dan Hollywood Reporter, Selasa, siapa pun di Inggris yang dites positif COVID-19, mulai Kamis (24/2), tidak lagi diwajibkan secara hukum untuk melakukan isolasi mandiri.

Keputusan yang telah banyak dikritik oleh komunitas ilmiah tersebut diumumkan pada hari Senin (21/2) waktu setempat oleh Perdana Menteri Boris Johnson sebagai bagian dari pelonggaran total semua pembatasan COVID yang berlaku. Saat ini, orang yang positif atau bergejala masih diharuskan untuk diisolasi hingga 10 hari.

"Orang-orang akan diminta untuk menjalankan tanggung jawab pribadi sama seperti kami mendorong orang-orang yang mungkin terkena flu untuk memperhatikan orang lain," kata Johnson kepada Parlemen ketika dia meluncurkan pendekatan langsung baru pemerintah terhadap pandemi, yang berjudul "Hidup Dengan Covid" (Living With Covid).

Johnson juga mengatakan bahwa, mulai 1 April, pengujian simtomatik dan asimptomatik gratis untuk masyarakat umum juga akan berakhir, langkah lain yang telah banyak dikritik secara luas di seluruh spektrum politik dan ilmiah.

"Pembatasan menimbulkan korban besar pada ekonomi kita, masyarakat kita, kesejahteraan mental kita dan semua peluang hidup anak-anak kita, dan kita tidak perlu membayar harganya lagi," katanya.

Aturan baru kemungkinan akan berdampak pada semua bidang ekonomi, yang pada puncak lonjakan varian delta dan omicron mengalami pengurangan tenaga kerja karena banyaknya orang yang melakukan isolasi mandiri.

Industri film dan TV di Inggris Raya — tidak kebal terhadap hal ini, dengan banyak syuting yang sangat terganggu oleh kru yang tiba-tiba habis karena positif COVID-19. Pada tahun 2021, produksi utama termasuk "Bridgerton", "House of Dragon", "Gangs of London" dan "Matilda" adalah beberapa yang terpaksa ditutup atau ditunda produksinya sementara.

Pada 20 Februari, sebanyak 74 orang di Inggris meninggal dalam waktu 28 hari setelah tes positif COVID-19, sehingga totalnya menjadi 161 ribu korban jiwa.

Baca juga: PM Inggris akan cabut aturan pembatasan COVID

Baca juga: Ratu Elizabeth positif COVID-19

Baca juga: PM Johnson: Inggris mesti pangkas pengeluaran uji COVID

 

Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022