Batam (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan telefon dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa -Bangsa (PBB) Kofi Annan dari Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis pagi untuk membahas masalah nuklir Iran serta perkembangan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh pasca tsunami. "Dalam pembicaraan mengenai isu nuklir Iran dengan Kofi Annan, Presiden kembali menyatakan bahwa perlu ditempuh usaha memaksimalkan jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran. Yang penting, harus dihindari terjadinya konfllik terbuka yang dapat merugikan masyarakat," kata Jurubicara Kepresiden Dino Patti Djalal kepada wartawan di Batam, Kamis. Menurut Dino, dalam pembicaraan telefon tersebut, Presiden juga menegaskan pentingnya Iran untuk mematuhi semua ketentuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga menegaskan pentingnya masyarakat dunia untuk mendegarkan laporan dari Dirjen IAEA yang akan disampaikan 6 Maret mendatang. Dalam laporan IAEA itu, menurut Dino, akan didengar pandangan objektif dan ilmiah mengenai apa yang sebenarnya program nuklir Iran tersebut dan apakah negara itu sudah mematuhi peraturan badan internasional tersebut. "Kita menunggu sampai laporan dari IAEA tersebut diumumkan oleh Dirjen IAEA. Iran diharapkan agar segera memfinalisasi tawaran Rusia untuk melakukan proses pengayaan uranium tersebut di Rusia dan proses tersebut akan berjalan pada 16 Februari mendatang," kata Dino. Dalam pembicaraan dengan Kofi Annan, Presiden menurut Dino juga menekankan pentingnya masalah nuklir Iran itu karena kalau ada konflik terbuka dan berkepanjangan, akan berdampak pada harga minyak dunia. Pemerintah Indonesia, menurut Dino, menginginkan agar tidak ada langkah apapun yang akan diambil terhadap negara itu (Iran)sebelum adanya laporan dari IAEA pada 6 Maret mendatang. "Apapun langkahnya, kita harus mendengar laporan objektif yang disusun oleh IAIE. Sekarang sudah ada jalan keluar karena Iran dan Rusia sudah ada kerja sama dalam mengayaan uranium," kata Dino. Menurut Dino, dalam ini ini Indonesia mempunyai posisi yang jelas, yaitu Iran harus bisa mendapatkan haknya dalam menggunakan nuklir untuk kepentingan damai dan berharap agar Iran tetap berada dalam koridor untuk membuat tenaga nuklir dengan tujuan damai. Indonesia menurut Dino memang terlibat dalam pembicaraan mengenai nuklir Iran tersebut karena merupakan salah satu anggota dari badan energi atom internasional yang berjumlah 35 negara itu. Sementara itu mengenai proses rekonstruksi di Aceh dan Nias, pembicaraan Presiden dengan Annan menurut Dino terfokus pada adanya pengakunan bahwa rekonstruksi di daerah itu berjalan baik dan telah dicapai kemajuanan yang mantap. "Tapi satu hal yang disorot adalah masalah pembangunan rumah karena masih banyaknya orang yang homeless (tidak punya rumah-red) dan diharapkan pembangunan rumah tersebut dapat dipercepat," katanya. Komitmen untuk mempercepat pembangunan perumahan bagi pengungsi korban tsunami tersebut telah disampaikan Presiden kepada Kofi Annan. Sepanjang 2005, pemerintah telah membangun 16.200 rumah dan pada 2006 ditargetkan untuk dibangun lagi sebanyak 78.000 rumah atau sekitar 5.000 rumah perbulan. Saat ini, masih terdapat sekitar 500.000 pengungsi yang membutuhkan rumah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006