Jakarta (ANTARA) - Peneliti utama uji klinis vaksin Merah Putih Universitas Airlangga dr Dominicus Husada, SpA(K) mengatakan bahwa penerima suntikan vaksin Merah Putih dalam uji klinis vaksin COVID-19 itu akan diamati selama satu tahun. 

Uji klinis vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) dilaksanakan mulai 9 Februari 2022 dengan melakukan penyuntikan vaksin pada 90 orang di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur.

"Langkah selanjutnya pengamatan satu tahun," kata Dominicus saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

Vaksin Merah Putih Unair dikembangkan bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia dan RSUD Dr Soetomo.

Vaksin COVID-19 berbasis virus yang dilemahkan atau dimatikan itu saat ini masih dalam tahap uji klinis fase 1. 

Dominicus menjelaskan bahwa peneliti melakukan pengambilan sampel darah dari peserta uji klinis sebelum dan sesudah pemberian suntikan vaksin Merah Putih.

"Sebelum suntikan pertama sudah diambil darah," katanya.

Menurut dia, uji klinis fase 1 utamanya ditujukan untuk menilai keamanan vaksin. Apabila uji klinis fase 1 hasilnya memuaskan, maka akan dilanjutkan dengan uji klinis fase 2 dan fase 3.

Dominicus mengatakan bahwa jika uji klinis berjalan lancar sesuai jadwal, maka uji klinis fase 3 diproyeksikan selesai tahun depan.

Selanjutnya Unair akan menyerahkan hasil uji klinis vaksin Merah Putih kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk dievaluasi.

Dominicus mengatakan bahwa BPOM akan mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Merah Putih jika berdasarkan hasil uji klinis vaksin tersebut memenuhi persyaratan keamanan dan efikasi.

Baca juga:
BRIN berharap hasil uji klinis fase 1 memuaskan
Vaksin Merah Putih diharapkan dapat diproduksi massal pada Agustus


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022