Batam (ANTARA News) - Pemerintah kini tengah mengkaji kemungkinan mengambil alih Otorita Asahan yang hampir 30 tahun beroperasi, tetapi kurang memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya, khususnya di Sumatera bagian Utara. "Data yang kami miliki menunjukkan Otorita Asahan itu terus merugi. Ini mengecewakan," ujar Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Kamis (2/1) malam, usai menyampaikan ceramah di hadapan peserta Rapat Kerja Pemantapan Penyelenggaraan Pemerintahan Regional Barat, yang diikuti 10 gubernur dan seluruh bupati serta walikota se-Sumatera, di Batam. Tegasnya, demikian Fahmi, selang hampir 30 tahun beroperasi, Otorita Asahan hanya menimbulkan kekecewaan, karena agaknya terus merugi saja. "Jelas, dari informasi yang kami miliki, otorita ini tidak membawa dampak kepada perbaikan ekonomi rakyat di sekitarnya," ungkap Fahmi Idris. Karena itu, lanjut mantan Menteri Tenaga Kerja ini, ada wacana di lingkup pemerintahan untuk mengambil alih Otorita Asahan, termasuk `power plant`-nya. Ada pikiraan atau wacana bahwa daripada merugi, pemerintah sebaiknya mengambil alih saja, misal terhadapnya "power plant"-nya, tambah Fahmi. Belajar dari pengalaman ini, Fahmi mengingatkan kepada setiap pengelola otorita di seluruh Indonesia, agar lebih meningkatkan kualitas kinerjanya, agar eksistensinya bisa memberi dampak bagi perbaikan ekonomi regional. "Itu juga yang dibahas tadi dalam pertemuan dengan semua kepala daerah dalam rapat kerja ini," ungkap Fahmi singkat. Rapat kerja ini merupakan rangkaian dari kegiatan sebelumnya di Manado (regional timur) dan Bali (regional tengah), yang dibuka Mendagri M Maruf, Kamis (2/2) pagi. Tercatat 10 menteri bersama Kapolri dan Kepala BIN tampil dalam sejumlah sesi pada rapat tersebut, yang menurut rencana akan ditutup Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. (*)

Copyright © ANTARA 2006