Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Kamis sore bergerak dalam kisaran yang wajar seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta Kamis pagi melemah tipis sebesar 11 poin menjadi Rp8.531 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp8.520.

"Kondisi ekonomi dalam negeri yang cukup kuat dalam menghadapi gejolak perekonomian global menahan laju pelemahan rupiah terhadap dolar AS sehingga pergerakkannya masih dalam posisi yang wajar," kata Analis Monex Investindo Futures, Johanes Ginting di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, meski transaksi dolar AS meningkat, namun sentimen mata uang rupiah masih berada dalam tren `bullis` (penguatan) dipicu dari masih yakinnya investor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan terus meningkat.

Kondisi global yang belum ada kejelasannya, lanjut dia, akan memicu pertimbangan mata uang asia menjadi "safe haven" ditengah kehancuran keyakinan investor terhadap negara negara di Eropa dan AS yang tengah menghadapi krisis.

"Mata uang Asia tampak mendapat keuntungan di tengah kekacauan pasar sehingga memicu pertimbangan mata uang asia menjadi safe haven ditengah sedikit kekecewaan investor terhadap negara besar," kata dia.

Ia mengatakan, ditengah pasar saham yang bergejolak dalam beberapa hari terakhir, pola yang biasanya berjalan yakni apresiasi mata uang dollar AS terhadap mata uang Asia sebagai aset berisiko tidak lagi berlaku, bahkan mata uang seperti Thai Baht, ringgit Malaysia dan Rupiah hanya melemah tipis.

Secara historis, lanjut dia, jika intensitas ketegangan krisis seperti di Eropa semakin tinggi akan membuat investor cenderung menjual aset Asia (saham, obligasi, mata uang) dan menaruh uang nya di dollar AS.

"Namun pergerakan market terakhir menunjukkan bahwa para investor semakin yakin terhadap mata uang Asia, meskipun pasar saham global anjlok tajam namun para investor masih tetap menaruh uangnya di Asia," kata dia. (ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011