Jakarta (ANTARA News) - Pasar Beringharjo adalah nama pasar yang sangat terkenal di Jogjakarta. Pasar yang berlokasi tidak jauh dari keraton Jogjakarta ini telah digunakan sebagai salah satu tempat jual beli sejak tahun 1758. Nama 'Beringharjo' diberikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang berarti wilayah yang semula pohon beringin (bering) dan diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).

Sebagai sebuah pasar terbesar di Yogyakarta, tak heran bila banyak sekali praktek transaksi yang tidak sesuai syariah terjadi. Salah satunya praktek yang dilakukan oleh para rentenir. Kondisi para pedagang yang sering kekurangan modal, sementara posisi mereka yang nonbankable menyulitkan mereka untuk mengakses permodalan ke perbankan. Sangat sering, para rentenir memanfaatkan situasi ini. Muaranya adalah jerembab lilitan pinjaman yang menimbulkan kegelisahan berkepanjangan.

Kegelisahan terhadap kondisi pedagang pasar yang sering dimanfaatkan oleh tengkulak dan pemodal dengan jalan tidak wajar, serta sulitnya akses permodalan ke lembaga perbankan inilah yang menginspirasi berdirinya BMT Beringharjo. BMT merupakan kepanjangan dari Baitul Mal wa Tamwil yang arti harfiahnya adalah rumah harta dan usaha.

BMT Beringharjo berdiri pada 31 Desember 1994 dengan modal awal hanya satu juta Rupiah. BMT Beringharjo kelahirannya dibidani oleh para srikandi yang dikomandani oleh Ibu Mursida Rambe. Kantor pertama BMT Beringharjo berada di pelataran Masjid Muttaqien Pasar Beringharjo Jogjakarta.

BMT beringharjo mengemban misi untuk terus menghidupkan lembaga keuangan syariah yang sehat, berkeadilan dan menentramkan serta memberi kemanfaatan yang berkelanjutan kepada mitra usaha. Pada tahun 1997 BMT Beringharjo memiliki badan hukum koperasi yang memberikan keleluasaan untuk semakin berekspansi dalam melayani keuangan para pedagang pasar.

Lebih dari separuh pedagang pasar Beringharjo adalah nasabah BMT Beringharjo. Setiap hari petugas BMT Beringharjo akan keluar masuk pasar untuk menerima dan menyalurkan dana.  Aliran dana dari dan ke BMT Beringharjo laksana darah yang menjalari bisnis Pasar Beringharjo dimana BMT Beringharjo adalah jantungnya.
 
Sejak 31 Desember 1994 hingga kini, BMT Beringharjo menjadi salah satu pilar bagi tumbuhnya ekonomi lemah menjadi kekuatan ekonomi baru di kota yang terkenal dengan gudegnya ini. Tak hanya bantuan modal, jasa simpanan dan transaksi keuangan lain yang diberikan, BMT Beringharjo juga terus memberikan motivasi kepada mitra binaannya, hingga menjadi pedagang yang sukses di dunia dan akhirat.

Kini BMT Beringharjo telah berkembang dari yang semula hanya bermodalkan uang satu juta rupiah, assetnya telah menjadi 50,7 Milyar per tahun 2010, dengan lebih dari 32.000 mitra yang tersebar di 11 kantor cabang baik di Jogja, Bandung, Semarang maupun Jawa Timur (lihat tabel).


BMT Beringharjo dalam angka
                          
======== 2008==========2009==========2010
Funding 20.850.564.154====28.145.291.288==33.850.229.968
Lending 31.059.426.053====40.991.590.017==47.804.174.510
Mitra========24.009=========    28.084=======32.317
Laba ( SHU) 669.337.728==== 1.035.655.251==1.753.989.261
Asset==28.471.660.875====40.692.510.013==50.706.420.166

Totalitas untuk terus membantu para pedagang juga ditunjukkan dengan menggelar pelatihan manajemen usaha secara reguler. Upaya lain juga dilakukan dengan memberikan pendampingan usaha secara berkelanjutan, sehingga para mitra bisa menjadi pengusaha yang tangguh.

Atas dedikasi Ibu Mursida Rambe menggerakkan lembaga keuangan mikro syariah yang banyak membantu pedagang pasar ini, pada tanggal 21 April 2011, Ibu Ani Yudhoyono menganugerahkan Kartini Awards sebagai Perempuan Inspiratif 2011 dalam Bidang Bisnis / Usaha kepada beliau.

Kedepannya, BMT Beringharjo akan terus berekspansi dan meneguhkan kedudukannya sebagai BMT spesialis pasar yang setia mendampingi pedagang pasar dalam berusaha dan menjauhkan dari praktik riba.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011