Jakarta (ANTARA) - Head of Wealth Development HSBC Indonesia Verawaty Zhao menilai untuk investasi jangka panjang, saham masih menjadi prioritas portofolio investasi dengan imbal hasil relatif positif dan relatif lebih tinggi dari obligasi.

"Hal itu ditopang oleh harapan adanya fase pertumbuhan setelah pandemi. Selain itu sektor teknologi akan terus unggul di tengah adopsi dunia pada gaya hidup berbasis digital yang memungkinkan masyarakat tetap maju di tengah ketidakpastian seperti pandemi saat ini," ujar Verawaty pada diskusi virtual, di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan arus modal akan terus masuk ke pasar saham Indonesia seiring berkembangnya sektor teknologi. Sejumlah rencana penawaran umum perdana saham atau IPO perusahaan teknologi dalam 12 bulan ke depan, menjadi katalis masuknya aliran dana asing lebih lanjut .

Kesempatan investasi diprediksi akan muncul di sektor yang berhubungan dengan transformasi digital seperti cloud computing, AI/machine learning dan analytics, Internet of Things (IoT) dan elektrifikasi, teknologi finansial dan pembayaran digital, digital customer engagement, serta 5G.

Baca juga: Investasi saham dinilai bisa jadi opsi saat ekonomi mulai tumbuh

Memahami besarnya peluang pada sektor teknologi, HSBC Indonesia meluncurkan produk reksa dana Batavia Technology Sharia Equity USD yang bekerja sama dengan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen yang merupakan reksa dana syariah berbasis efek luar negeri untuk investor yang ingin berinvestasi di sektor teknologi global.

Produk tersebut dikembangkan Batavia melalui kerja sama dengan Franklin Templeton, manajer investasi terkemuka yang memiliki pengalaman dan kemampuan global sebagai technical advisor sehingga bisa mengoptimalkan imbal hasil kepada nasabah. Produk ini berdenominasi dolar AS dan bisa dibeli mulai dari 10.000 dolar AS.

Peluncuran produk itu juga sekaligus menunjukkan komitmen HSBC Indonesia untuk memperkuat dan mendiversifikasi produk investasi dalam solusi wealth management kepada nasabah. 

Saat ini HSBC Indonesia menawarkan empat produk investasi untuk nasabah premier yakni reksa dana, obligasi, structured products dan investment links (fasilitas kredit yang terintegrasi dengan rekening giro dengan jaminan produk investasi yang dimiliki nasabah).

Baca juga: Reksa dana dinilai dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan investasi

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022